Ada Apa Dengan RSUD Arifin Ahmad? Ratusan Tenaga Medis Masih Mogok

Selasa, 06 Desember 2016 - 19:26:21 wib | Dibaca: 4234 kali 
Ada Apa Dengan RSUD Arifin Ahmad? Ratusan Tenaga Medis Masih Mogok

GagasanRiau.Com Pekanbaru - Ratusan tenaga medis, mulai dari perawat dan dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad kembali menggelar aksi protes di dalam gedung utama fasilitas kesehatan milik Pemerintah Provinsi Riau tersebut.

Pantauan GagasanRiau.Com Selasa 6/12/2016) di gedung RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru para tenaga medis itu selain menggelar berbagai macam spanduk tuntutan juga dibarengi dengan orasi dari perwakilan.

Dalam tuntutannya tenaga medis meminta agar Pemerintah Provinsi Riau  segera membayarkan hak mereka yakni uang jasa medis atau Tunjangan Profesi Pekerjaan (TPP) jasa pelayanan kesehatan yang sejak Januari hingga Desember 2016 tidak dibayarkan oleh pihak pemerintah daerah.

Sebagaimana penuturan dari peserta aksi unjuk rasa kepada wartawan mengatakan bahwa alasan mereka mogok kembali karena tenaga medis di rumah sakit dengan beban kerja yang fungsional dan nonfungsional dipaksa untuk memilih TPP 100 persen tanpa jasa pelayanan atau memilih TPP 50 persen dengan jasa pelayanan.



Keputusan itu memberatkan tenaga medis. Pasalnya, jika harus memilih poin satu maka akan menghilangkan makna profesi mereka sebagai pelayanan kesehatan yang berhak mendapatkan TPP dari jasa pelayanan.

"Sejak Mei 2016 lalu, kami sudah menuntut TPP dibayarkan 100 persen. Mereka menjanjikan sebelum lebaran sudah dibayarkan, tapi sampai lebaran pun tidak ada kejelasan," ujar peserta aksi yang enggan ditulis namanya.

Informasi yang berhasil dihimpun, jumlah pegawai yang belum menerima TPP berkisar sebanyak 750-an pegawai. Jumlah itu berasal dari 500-an pegawai RSUD Arifin Achmad dan 250-an pegawai RSUD Petala Bumi.
Rencananya, para pegawai akan kembali melaksanakan mogok kerja hingga tuntutan yang disuarakan oleh para pegawai RSUD Arifin Achmad direalisasikan.

Akibat dari aksi tersebut berdampak pada pelayanan kesehatan untuk masyarakat menjadi terganggu.

Reporter Boyke


Loading...
BERITA LAINNYA