Hotspot Muncul Lagi, Simaklah Analisis Pakar Lingkungan Hidup Ini

Jumat, 16 Februari 2018 - 23:47:25 wib | Dibaca: 2089 kali 
Hotspot Muncul Lagi, Simaklah Analisis Pakar Lingkungan Hidup Ini
Ilustrasi. (f: int)

 
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU-Ini ''tamu'' rutin Provinsi Riau: tiap datang musim kemarau, daerah ini terancam oleh kasus kabut asap yang diduga berasal dari kegiatan karhutla (kebakaran hutan dan lain). Kenapa persoalan yang sangat mengganggu ini belum juga mendapat penanganan yang komprehensif?
 
Dalam pandangan pakar lingkungan DR Elviriadi MSi, munculnya hotspot di kabupaten/kota pada awal musim panas 2018 menunjukkan bahwa penanganan Karhutla di Riau belum menyeluruh dan tepat sasaran.
 
''Sampai tadi pagi 16 hotspot. Kalau musim kemarau berlanjut asap bisa mengancam lagi,'' kata Elviriadi, Kamis (15/2/2018).
Pakar lingkungan jebolan UKM Malaysia itu menjelaskan, problem Karhutla ini bukan seperti yang tampak dipermukaan. Tetapi menyangkut ideologi kaum elit yang suka berkonspirasi.
 
''Wah, kalau soal hotspot, status siaga darurat, water bombing, canal blocking, embung, itu kerjaan teknis agar survive birokrasi saja. Namun orang yang jeli melihat dengan paradigma, dengan ketajaman ideologi, nampak sekali sutradara di balik panggung,'' ujar Elviriadi.
 
Setidaknya, sambung pengurus Muhammadiyah Riau itu lagi, ada 2 akar masalah Karhutla di Riau  dan di Indonesia.
Pertama, belum surutnya hasrat menyulap gambut menjadi sumber uang. Padahal kalau gambut dikonversi pasti akan mengering dan mudah terbakar. PP 71/2014 tentang Perlindungan Gambut dikeroyok habis habisan, Badan Restorasi Gambut (BRG) sudah mengetahui tembok tebal menghadang restorasi, dan Isnadi dari JMGR harus sabar walau tak pasti.
 
''Jadi, di level ideologi harus klir dulu, masih mau men-devisakan hutan dan lahan, atau mau berhenti dalam arti rehabilitasi menyeluruh ekosistem kita,'' kata anak watan Kepulauan Meranti tersebut.
 
Kedua, tambah laki-laki bertubuh tambun itu lagi, cara berfikir harus mendasar, intelek, sehingga punya paradigma bertindak dan ada ghiroh kejuangan. Kalau tidak, pilihannya selalu jangka pendek, ideologi tolol yang mudah menyerah pada konspirasi kemakmuran seraya membiarkan rakyat bersabung asap setiap musim panas tiba.***
 
Editor : Evi Endri
Sumber : GoRiau.com
 

Loading...
BERITA LAINNYA