Daerah

Pemko Sedia Payung (Bocor) Sebelum Hujan

[caption id="attachment_1748" align="alignleft" width="300"]Banjir Dijalan Arifin Ahmad Pekanbaru Banjir Dijalan Arifin Ahmad Pekanbaru[/caption] gagasanriau.com- Curah hujan yang semakin tinggi intensitasnya diawal tahun 2013 ini mengancam rutinitas dan aktifitas kehidupan perkotaan seperti yang terjadi saat ini dikota Pekanbaru. Selama sepekan di bulan Februari ini kota Pekanbaru tak henti-hentinya diguyur hujan merata di seluruh sudut kota. Maka banjir adalah kata yang tidak asing lagi bagi masyarakat perkotaan terutama di kota Pekanbaru,bahkan sudah menjadi agenda tahunan. Dan selalu tidak ada solusi konkrit sampai saat ini. Walaupun pemko Pekanbaru terlihat sibuk disana-sini kerahkan pasukan kuning (Red. Tim kebersihan ) untuk untuk melakukan gerakan bersih-bersih sampah pada parit yang tersumbat. Namun ketika hujan turun, air dari drainase melimpah kejalan-jalan bahkan ke pemukiman penduduk seperti di kawasan Kecamatan Rumbai. Curah hujan yang berlangsung secara kontinyu serta kapasitas drainase yang tidak mampu menampung curah hujan hingga meluap air kebadan jalan. Pemko Pekanbaru berdalih bahwa penyebab terjadinya penyumbatan drainase akibat sampah, memang ini salah satu penyebabnya namun rentetan penyebab dari banjir itu harusnya pemko tidak hanya melihatnya dari satu sisi saja dan selalu mengkambing-hitamkan masyarakat Pekanbaru yang tidak hidup bersih. Berawal dari grand desain penataan kota yang tidak teratur dan berwawasan ramah lingkungan adalah kajian yang seharusnya di telaah ulang. Serta obral pemberian izin-izin pendirian bangunan ke pihak swasta dalam mengelola lahan yang selama ini sebagai lahan serapan air, juga tidak berjalannya perda yang mengatur tentang jalur hijau. Serta perda tentang kewajiban pemilik bangunan untuk penyedian sumur resapan juga tidak berjalan maksimal. Hingga banjir tidak harus selalu disikapi bahwa masyarakat yang  disalahkan karena tidak hidup sehat. Justru kebijakan yang tidak pro lingkungan muara dari persoalan banjir yang harus di kaji ulang. Dan pemko tidak sedia payung bocor sebelum hujan, banjir dapat diminimalisir bahkan ditanggulangi dengan regulasi yang berwawasan lingkungan.*Redaksi*  


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar