Daerah

Rupiah Melemah, Defisit Perdagangan Melebar

[caption id="attachment_3236" align="alignleft" width="300"]lustrasi rupiah. REUTERS lustrasi rupiah. REUTERS[/caption] gagasanriau.com -Melemahnya nilai tukar rupiah ke level 10.000 per dolar diprediksi akan menambah beban defisit perdagangan. Analis dari PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, mengatakan ditransaksikannya rupiah ke level 10.000 per dolar akan berdampak pada neraca perdagangan Indonesia di bulan mendatang. "Menguatnya posisi dolar akan meningkatkan biaya impor." Namun, sebaliknya ekspor belum tentu diuntungkan dengan pelemahan rupiah karena harga komoditas yang menjadi andalan Indonesia masih melemah. Pelemahan rupiah bisa jadi menguntungkan bagi Indonesia apabila harga komoditas menguat. Kondisi nilai tukar yang melampaui level psikologis, menurut Albertus, harus diwaspadai oleh pemerintah. Pasalnya, permintaan ekspor dari Cina dan negara berkembang lainnya masih melambat seiring pelambatan ekonomi global. Apalagi baru-baru ini Bank Pembangunan Asia (ADB) merilis bahwa pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Tenggara melemah ke level 3,3 persen dari sebelumnya 3,5 persen. Sementara, Cina diprediksi tumbuh 7,5 persen dari sebelumnya 7,7 persen. Defisit neraca perdagangan Indonesia hingga semester pertama 2013 telah mencapai US$ 1,7 miliar. Di sisi lain, kapasitas Bank Indonesia untuk mengintervensi pasar semakin melemah karena cadangan devisa telah susut ke 98,1 miliar. Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah kembali melemah 15 poin (0,15 persen) ke level 10.060 per dolar Amerika Serikat (AS). PDAT | M. AZHAR tempo.co


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar