GagasanRiau.Com Tembilahan - Aktifitas permainan Gelanggang Permainan (Gelper) yang diduga mengandung unsur judi kini mulai beroperasi di Kecamatan Keritang, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Dugaan perjudian tersebut meresahkan warga setempat yang makin bebasnya beroperasi di Desa Seberang Pebenaan, Kelurahan Kota Baru Reteh, dan Desa sekitarnya.

Keresahan tersebut diungkapkan oleh warga tempatan yang tidak mau disebutkan namanya, sebab beredar kabar tempat permainan sejenis jakpot yang berukuran mini tersebut diback-up oleh oknum preman.

"Permainan ini diduga ada unsur perjudian, sebab permainan ini menggunakan koin sejenis logam, dihargai 1000 per koin. Pemain harus terlebih dahulu beli koin atau kredit. Kredit itu akan dijadikan modal bermain dan saat mendapatkan poin maka ditukar dengan uang asli sesuai dengan ketentuan sistem,"ungkap salah satu warga Kecamatan Keritang, Sabtu (16/4/2016).

Disebutkannya lagi bahwa permainan ini mulai laris manis didatangi pengunjung tempatan.

Untuk diketahui, beredar info bahwa tempat perjudian yang berlindung dibalik gelanggang permainan ketangkasan elektronik (gelper) di Ibu Kota Tembilahan sudah tidak beroperasi lagi dalam beberapa bulan ini, dan sekarang kembali beroperasi di wilayah Indragiri Selatan, Desa Seberang Pebenaan, Kelurahan Kota Baru Reteh, dan Desa sekitarnya.

Sementara itu, ketika GagasanRiau.Com saat mengkonfirmasi kepada Camat Keritang, Ridwan menyebutkan bahwa tidak begitu memantau aktifitas dugaan tempat perjudian tersebut.

"Atas keresahan masyarakat tersebut, dengan adanya dugaan tempat perjudian berjenis gelper itu saya kurang tahu, sebab saya kurang memantau juga," ucap Ridwan saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya.

"Harapan saya, kalau memang ada indikasi perjudian dengan berkedok ketangkasan dimohonkan kepada pihak terkait untuk menindaklanjutinya,"harapnya. Untuk kawan-kawan media, lanjut Ridwan, silahkan langsung konfirmasi dugaan tersebut ke Kapolsek setempat,"tukasnya.

Untuk sementara Kapolsek Kecamatan Keritang saat dihubungi melalui telepon genggam belum bisa dihubungi.

Reporter Daud M Nur