Daerah

Pak Presiden, Kabupaten Kepulauan Meranti Dindikasikan Terjadi Penyelundupan Sabu

Narkoba jenis sabu-sabu (ilustrasi)

GagasanRiau.Com Pekanbaru - Kabupaten Kepulauan Meranti selain identik dengan penghasil sagu, ternyata juga mempunyai ciri khas yakni tempat masuknya Narkoba berjenis sabu-sabu. Untuk perlu ada penambahan personel kepolisian untuk mengamankan wilayah pesisir ini.

"Karena saking rawannya, Kepulauan Meranti bukan hanya identik dengan sabu, tapi juga penyelundupan narkotika sabu," kata Pandra Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Z. Pandra Arsyad, ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Rabu (27/4/2016).

Dipaparkan oleh Pandra, jajaran Kepolisian Resor Kepulauan Meranti kekurangan sekitar 350 personel untuk mengamankan daerah pesisir Provinsi Riau yang terdiri dari banyak pulau.

"Idealnya dengan kondisi geografis dan lainnya, Polres Kepulauan Meranti membutuhkan sedikitnya 700 personel. Namun, kini baru ada setengahnya saja," katanya lagi.

Kepolisian setempat beberapa kali membuka rekrutmen anggota baru untuk daerah tersebut. Ia mengatakan warga yang tertarik mengabdi sebagai polisi bisa langsung mendaftar ke tempat yang disediakan di Mapolres Kepulauan Meranti.

Selain kekurangan personel, Pandra mengatakan Polri juga perlu membenahi fasilitas dan infrastruktur pendukung untuk jajarannya agar bisa bekerja maksimal. "Penambahan jumlah personel harus dibarengi dengan ketersediaan sarana dan prasarana, tak mungkin kalau barak petugas masih bedeng saja," ujarnya.

Sebagai kabupaten termuda di Provinsi Riau, Pandra mengatakan tugas Polri untuk mengamankan daerah pesisir yang terdiri dari banyak pulau cukup kompleks dan vital. Ia menyadari pihaknya masih kekurangan sarana pendukung terutama kapal untuk menjangkau pulau-pulau secara cepat.

"Di Polres Meranti belum ada Satuan Polisi Air, dan kami belum punya kapal operasional. Tidak mungkin mengamankan pulau-pulau hanya menggunakan sepeda," katanya.

Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi daerah otonomi sendiri setelah lepas dari Kabupaten Bengkalis pada 2009. Daerah pesisir ini memiliki luas sekitar 3.707,84 kilometer persegi dan terdiri dari pulau-pulau. Pulau yang terbesar diantaranya adalah Pulau Rangsang, Tebing Tinggi, Merbau dan Pulau Padang.

Kepulauan Meranti secara geografis menghadap ke Selat Malaka, sehingga daerah ini menjadi "beranda depan" daerah segitiga pertumbuhan ekonomi (growth triangle) Indonesia-Malaysia-Singapura. Daerah ini juga menjadi salah satu penghasil komoditas sagu dengan luas areal tanaman sekitar 52.000 hektare, atau 2,5 persen dari luas tanaman sagu di Indonesia.

Namun, Pandra mengatakan lokasi geografis Kepulauan Meranti juga membuat daerah ini sangat rawan sebagai gerbang aktivitas ilegal seperti penyelundupan barang hingga narkotika. Karena itu, ia menilai peningkatan kapabilitas Polri di daerah pesisir ini sangat krusial untuk memerangi jaringan narkotika internasional.(Antarariau)
    
Editor Ginta Gudia


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar