Daerah

Dinosaurus Ternyata Berdarah Panas

[caption id="attachment_3401" align="alignleft" width="300"]Pertunjukan Dinosaurus saat iburan sekolah di Tangerang, Banten, (2/7). Pertunjukan ini merupakan yang pertama di Asia dengan tema “The Living Dinosaur” dengan mendatangkan 8 ekor Dinosaurus dari Erth Dinosaur Zoo Australia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat Pertunjukan Dinosaurus saat iburan sekolah di Tangerang, Banten, (2/7). Pertunjukan ini merupakan yang pertama di Asia dengan tema “The Living Dinosaur” dengan mendatangkan 8 ekor Dinosaurus dari Erth Dinosaur Zoo Australia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat[/caption]

gagasanriau.com Adelaide--Selama beberapa dekade para ilmuwan percaya bahwa dinosaurus termasuk hewan berdarah dingin. Hal ini karena banyak yang menduga adanya kesamaan dengan buaya yang dianggap sebagai keturunan langsung makhluk purba itu. Buaya adalah reptil berdarah dingin. Penelitian baru dari para ilmuwan di University of Adelaide, Australia melemparkan keraguan serius pada teori ini dan mereka mengklaim dinosaurus seperti Tyrannosaurus Rex benar-benar berdarah panas seperti halnya burung dan mamalia. Para peneliti menambahkan, jika dinosaurus memang memiliki darah dingin mereka tidak akan memiliki kekuatan otot yang diperlukan untuk memangsa hewan lain seperti yang mereka lakukan selama periode Mesozoikum, dan tidak bisa bersaing baik dengan dinosaurus mirip mamalia dengan ukuran yang sama. Dinosaurus hidup selama periode Mesozoikum, antara 252 dan 66 juta tahun yang lalu, termasuk Tyrannosaurus Rex, Stegosaurus, dan Brontosaurus. Pelajaran-pelajaran di sekolah saat ini masih percaya dengan pemikiran bahwa dinosaurus berperilaku seperti buaya air asin. Buaya air asin yang besar bisa mencapai suhu tubuh di atas 30 derajat dengan berjemur di bawah sinar matahari, dan dapat mengatur suhu yang tinggi sepanjang malam hanya dengan membesar dan melambat untuk mengubah suhu. Seperti dilansir dari Daily Mail, Senin 22 Juli 2013, para ilmuwan percaya bahwa dinosaurus berdarah dingin karena bisa melakukan hal yang sama dan menikmati suhu tubuh hangat tanpa perlu untuk menghasilkan panas dalam sel mereka sendiri melalui pembakaran energi makanan seperti hewan berdarah hangat. Profesor Roger Seymor dari Adelaide University's School of Earth and Environmental Sciences, Australia, mempertanyakan berapa banyak kekuatan otot dapat diproduksi oleh buaya-seperti dinosaurus berdarah dingin dibandingkan dengan dinosaurus mamalia dengan ukuran yang sama. Dalam makalahnya, Profesor Seymour menunjukkan bahwa buaya berbobot 200 kilogram hanya dapat menghasilkan sekitar 14 persen dari kekuatan otot mamalia pada kegiatan puncak dan perhitungan ini akan menurun pada ukuran tubuh yang lebih besar. Buaya air asin merupakan hewan buas yang memiliki lapisan otot. Untuk mempertahankan suhu tubuh yang baik, buaya berbobot satu ton tersebut berendam di bawah sinar matahari sepanjang hari. Menurut Seymour, kurangnya produksi kekuatan otot sebanding dari buaya berdarah dingin dengan mamalia yang berukuran sama. Seymour dan tim peneliti dari Monash University, University of California dan Wildlife Management International meneliti darah dan mengukur laktat (senyawa) otot dari buaya berbobot 200 kilogram. Mereka menganalisis sampel reptil besar tersebut. Menurut Seymour, banyak yang bisa dipelajari tentang dinosaurus dari fosilnya tetapi apakah dinosaurus berdarah hangat atau dingin masih terus menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. "Dinosaurus besar bisa melakukan hal yang sama dan menikmati suhu tubuh hangat tanpa perlu untuk menghasilkan panas dalam sel mereka sendiri melalui pembakaran energi makanan seperti hewan berdarah panas," jelas Seymour. Ia menyimpulkan, meskipun kesan bahwa buaya air asin adalah hewan yang sangat kuat, ternyata dinosaurus yang menyerupai buaya tidak bisa bersaing dengan baik terhadap dinosaurus yang menyerupai mamalia dengan ukuran yang sama. Dinosaurus lebih mendominasi dari mamalia di ekosistem darat sepanjang periode Mesozoikum. Ini menunjukkan bahwa hewan berukuran besar, seperti dinosaurus yang menyerupai buaya merupakan hewan berdarah panas. "Hasil lebih lanjut menunjukkan bahwa buaya berdarah dingin memiliki kekurangan, yakni tidak hanya kekuatan, tetapi juga daya tahan," katanya. Bukti terbaru dari Seymour juga mengungkapkan bahwa penelitian yang dilakukannya pada aliran darah ke tulang kaki, menyimpulkan bahwa dinosaurus bahkan mungkin lebih aktif daripada mamalia. ROSALINA | DAILY MAIL tempo.co


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar