Opini

Dokter Kurang Humanis, Alasan Pasien Berobat ke Luar Negeri?

Dokter Patrianef Spesialis Bedah Umum ( Konsultan) Subspesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular.

GagasanRiau.Com - Ibu Menkes meminta agar dokter Indonesia lebih humanis agar lebih sedikit orang indonesia yang berobat ke negara tetangga. Ajakan yang bagus dan patut diapresiasi. Pasti masih ada dokter indonesia yang belum humanis. Pasti banyak juga yang berusaha untuk humanis dan tentu saja yang masih belum humanis. Persoalan berduyun duyunnya pasien datang kenegara tetangga memang merupakan fenomena lama yang sulit untuk dihentikan.
Ketimbang menghentikan, cara yang paling tepat adalah meningkatkan kualitas pelayanan di Indonesia. Sebetulnya bukan hanya pasien yang berbondong bondong, tetapi banyak juga dokter Indonesia yang belajar di sana.

Apakah kemampuan mereka di sana lebih bagus dari Indonesia. Pasti akan banyak bantahan. Kalau saya berterus terang dalam bidang "high technology" mereka jauh lebih unggul daripada kita. Tetapi pada bidang yang tidak memerlukan teknologi tinggi, kita mungkin lebih baik daripada mereka, karena sisi penduduk yang lebih banyak membuat kita lebih kaya pengalaman daripada mereka. Baca Juga Patrianef: Stop Praktek Perpeloncoan yang Kejam Dalam Pendidikan Dokter Spesialis

Hal yang terlihat sekali perbedaannya, adalah dalam pelayanan di sana. Terutama di RS Pemerintah adalah kepedulian dokter terhadap pasien. Satu dokter dalam satu hari praktek dari pagi sampai siang paling memeriksa 5 orang pasien.

Mereka begitu serius memeriksa pasiennya, terperinci dan detail. Data data pasien langsung bisa mereka ambil dari komputer mereka. Mereka bisa tahu detail tentang pasiennya dan tidak terputus. Kenapa bisa begitu. Poliklinik mereka banyak sehingga pasien bisa terbagi. Bandingkan dengan kita yang hanya melayani 100 pasien dengan 2 poliklinik.

Sekilas terlihat dokter kita tidak peduli. Tetapi dengan sebanyak itu pasien, dokter dihukum oleh waktu. Kalau dokter fokus kepada beberapa pasien maka akan banyak pasien terlantar.

Dokter di RS Pemerintah di sana digaji dengan angka yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Indonesia. Mereka tidak perlu bekerja di RS swasta, karena sudah memadai pendapatan dari satu tempat tugas.

Kurang elok rasanya bila saya menyampaikan jumlah pendapatan mereka. Tetapi sebagai pembanding, dokter residen yang di sana dianggap sebagai pekerjaan digaji sekitar Rp. 20 juta rupiah. Dokter spesialis dan subspesialis digaji dengan jumlah yang mencukupi. Mereka menghargai dokter pada tempat yang selayaknya. Mereka tidak perlu menuntut banyak pada dokternya, karena pada dasarnya tidak ada dokter yang tidak peduli pada pasien.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar