Opini

Jadi Sarjana Bukan Tujuan Utama, Selamat Datang Mahasiswa Baru

Mahasiswa, kau ingin jadi apa? Pengacara, untuk mempertahankan hukum kaum kaya, yang secara inheren tidak adil? Dokter, untuk menjaga kesehatan kaum kaya, dan menganjurkan makanan yang sehat, udara yang baik, dan waktu istirahat kepada mereka yang memangsa kaum miskin? Arsitek, untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah? Lihatlah di sekelilingmu dan periksa hati nuranimu. Apa kau tak mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda: untuk bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistem yang kejam ini? (Victor Serge, Bolshevik)

SELAMAT datang di kampus impianmu. Tempat yang akan menemanimu dalam waktu yang tak lama. Jika dulu aku habiskan kuliah cukup lama, kini waktu kuliah singkat saja. Ada yang menjalaninya hanya 3 tahun dan ada yang 4 tahun. Malahan ada yang 3 setengah tahun. Mirip lomba, kuliah membuatmu memandang teman seperti lawan. Mula-mula pada soal penampilan dan lama kelamaan dalam hal prestasi. Terlebih kampus sekarang ini suka sekali memamerkan mahasiswa yang jadi juara. Juara apa saja: menulis, meneliti, pidato, lomba debat hingga stand up comedy. Seakan kampus serupa dengan medan laga dimana tiap anak muda harus siap bertarung: kalah atau menang. Tapi apapun yang terjadi percayalah kampus adalah tempatmu untuk menguji mimpi dan nyali.

Jangan percaya kalau jadi sarjana itu tujuan utamanya. Tak ada yang istimewa dari acara wisuda. Berjejer rapi lalu digeser toga kemudian foto bersama keluarga. Sungguh itu adegan yang menjemukan dan tak layak untuk dirindukan. Terlebih, jangan meyakini bahwa IP (indeks prestasi) tinggi itu segalanya. Kampus beda dengan SD dimana yang bernilai tinggi selalu dapat pujian. Sudah banyak kepercayaan kalau IP tinggi tak menjamin segalanya. Tengok saja banyak tokoh, para penemu hingga aktor yang kuliahnya pernah gagal tapi karirnya gemilang. IP itu hanya perkakas kuliah yang diperebutkan dengan tenaga seadanya saja. Jangan terlampau berburu, sama halnya juga jangan terlalu meremehkan. Ringkasnya, kuliah tak hanya berpusat pada apa yang ada di bangku dan apa yang dikatakan oleh dosenmu.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar