Opini

Jadi Sarjana Bukan Tujuan Utama, Selamat Datang Mahasiswa Baru

Itu sebabnya biarkan petualangan membawamu ke sana kemari. Kampus memberi kamu pengalaman yang tak dapat kamu peroleh di mana-mana. Diantaranya adalah organisasi. Sangkar yang indah dan memikat untuk anak muda yang berani. Dilatih di sana kamu untuk melawan apa yang memang sepatutnya kita lawan. Memusuhi korupsi, pelanggaran hak asasi manusia hingga membela mereka yang ditindas. Disanalah kamu dilatih memimpin, peduli dan melindungi. Tak ada mata kuliah satupun yang bermuatan itu semua. Di organisasi pintu untuk mendapatkan pengetahuan mengenai itu. Maka jangan ragu-ragu untuk masuk ke dalamnya. Jangan kuatir karena disanalah kamu akan tersesat di jalan yang benar. Walau kamu tak dijanjikan IP tinggi atau menang lomba, tapi kamu memiliki pengalaman yang lebih berharga ketimbang jadi juara.

Tak sedikit orang yang punya pengalaman organisasi kini menikmati kenangan manis. Kenangan ketika memprotes tindakan aparat, menentang keputusan yang tak adil dan membangkang pada kebijakan yang merugikan. Bukan hanya kenangan tapi mereka menuai hasil yang sepadan: lebih berani mengambil posisi, tak gampang berkhianat pada pendirian dan menghargai kebebasan mengemukakan pandangan. Walau tak sedikit pula yang melacurkan keyakinan. Setidaknya, organisasi membimbing keyakinan untuk percaya kalau kebenaran itu bukan retorika kosong. Dan kebenaran juga akan memberi kamu semangat untuk mencurigai semua kepalsuan. Itu sebabnya organisasi adalah kuliah yang sesungguhnya. Kamu bukan diajarkan untuk meraih prestasi, tapi kamu dibimbing untuk memahami bahwa dasar hidup itu adalah solidaritas dan kepedulian. Dasar hidup itu yang akan membawamu pada keyakinan untuk selalu memihak ketika ada lapisan yang dizalimi dan tak mudah buatmu untuk membenarkan tiap putusan yang bawa binasa. Hanya organisasi yang meyadarkanmu kalau hidup itu tak bisa dilalui seperti binatang: kawin, beranak, cari makan, dan mati.

Tapi tak mudah berbagi kepercayaan ini padamu. Kampus telah membujukmu untuk kuliah dengan sandaran harapan nilai serta gelar. Dengan bujukan itulah kamu dikejar-kejar untuk lekas jadi sarjana, ketika kuliah bisa sambil kerja dan saat kuliah dapat raih prestasi. Keyakinan itu ditanam pula oleh orang tuamu. Sedikit orang tua yang mengantar anak kuliah agar dirinya bisa hidup dalam perahu gerakan. Lebih-lebih biaya kuliah yang terus naik membuat kamu berfikir seperti kalkulator: jumlahkan, kalikan dan hasilnya harus sama. Kalau bisa lebih besar. Itu sebabnya kamu diajarkan bagaimana ilmu kesuksesan dalam hidup bukan petualangan dalam melawan badai kehidupan. Training motivasi diulang di mana-mana dengan kesadaran bahwa optimisme dan percaya diri modal untuk semua. Juga training wirausaha dilakukan di mana-mana dengan harapan kamu bisa raih uang sejak dini. Seolah-olah kampus memang maunya menghasilkan jutawan, orang terkenal dan punya banyak pendapatan. Sejak itulah kampus lalu merias dirinya dengan fasilitas yang kadang berlebihan. Kamu tak lagi berada di taman pengetahuan tapi taman hiburan.

Maka lihatlah mereka yang ‘dianggap’ berhasil kuliahnya. Mendapat uang yang besar, jabatan yang menawan dan bisa kembali ke kampus dengan kisah keberhasilan. Sungguh itukah yang mau kauraih dalam hidup di masa-masa mudamu? Masa-masa emas dimana banyak orang ‘besar’ dulu lahir pada masa-masa itu. Melihat paras Hatta yang kuno, sederhana dan rajin baca kita jadi termangu: benarkah bangsa ini dulu diproklamasikan oleh sosok yang serius semacam ini. Menengok Soekarno yang muda, tampan dan nekat kita jadi terhenyak: inikah anak muda yang bersama Hatta bacakan proklamasi? Di samping mereka lebih banyak lagi anak-anak muda yang kala itu berfikir besar, berbuat nekat dan mencoba untuk mendirikan prinsip yang melawan zaman. Kala itu kolonialisme seperti keniscayaan dan kedaulatan seolah mimpi. Tapi mereka adalah anak muda yang melompat dari arus zaman: percaya bahwa pendidikan tinggi bukan tempat untuk cari gelar dan meyakini kalau kuliah memang jalan untuk berangkat menuju petualangan.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar