Lingkungan

Abrasi di Daerah Pesisir Meranti Makin Parah

GagasanRiau.Com Selatpanjang - Abrasi di beberapa lokasi di Kepulauan Meranti makin parah. Karena itu Komisi B DPRD Meranti menyarankan agar Pemkab lebih gencar membangun benteng nibung yang dipadukan dengan tanaman mangrove.

"Nibung bisa menghambat hantaman ombak ke tebing yang menyebabkan terjadinya abrasi di beberapa daerah pesisir Kota Sagu," kata Anggota Komisi B DPRD Kepulauan Meranti, Dr Cand M Tartib.

Menurut Tartib, saat ini ancaman abrasi sangat nyata di wilayah pesisir di Kepulauan Meranti. Jika tidak dicarikan langkah kongkrit, maka puluhan meter tanah setiap tahunnya akan tercebur ke laut, dan itu telah nyata terjadi di Meranti sejak lama.

"Kalau menunggu batu pemecah ombak atau turap entah kapan, pasalnya anggaran yang digunakan tidak sedikit," ujar M Tartib, seperti dilansir dari goriau.com.

Tapi, tambah Tartib, ada solusi lain yang dinilai bisa menyelamatkan daerah dari abrasi. Yaitu, dengan penanaman mangrove (pohon api-api, red) di pantai. Namun, kata Tartib lagi, api-api tidak pula bisa ditanam dengan sendirinya, harus dipadukan dengan benteng nibung guna memecah ombak sebelum sampai ke lokasi penanaman api-api dan tebing. Sebab, untuk tumbuhan api sangat rentan dan susah hidup jika dibandingkan dengan pohon bakau.

"Di beberapa lokasi penanaman mangrove yang dipadukan dengan benteng nibung, berhasil. Lagi pula biaya untuk membangun benteng nibung tidak sebesar pembangunan turap atau batu pemecah ombak," tambah Tartib.

Sementara itu, mereka juga telah mendokumentasikan kondisi abrasi di beberapa wilayah pesisir Kepulauan Meranti. Dokumentasi ini pula, telah dikirim hingga ke tingkat pusat.

Kemudian, kata Tartib juga, mereka mengajak pihak-pihak terkait di Kepulauan Meranti untuk bersama-sama memperjuangkan agar di Kepulauan Meranti bisa dibangun penahan abrasi permanen baik turap maupun batu pemecah ombak.

"Nanti kita panggil pihak terkait untuk mencari langkah kongkrit mengatasi abrasi. Sama-sama kita berjuang untuk menyelamatkan pulau terluar Indonesia ini," kata Tartib. *

Editor" Arif Wahyudi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar