Politik

PT SLS Membabi Buta, Warga Melayu Tanglo Adukan Nasib ke Legislator

Perwakilan masyarakat 3 Kecamatan ke kediamana anggota DPRD Riau saat mengadukan nasib mereka dengan PT SLS

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Perwakilan Forum Melayu Tanglo mengadukan nasibnya ke anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau, sehubungan dengan sikap arogan perusahaan perkebunan sawit PT Sari Lembah Subur (PT SLS).

"Ya memang benar perwakilan Forum Melayu Tanglo berkunjung ke kediaman saya, selain bersilahturahmi juga mereka mengadukan nasib mereka dengan PT SLS" ungkap anggota DPRD Riau Sugianto kepada GAGASANRIAU.COM Senin (3/7/2017).

Baca Juga PT SLS Tipu Daya Masyarakat Dengan Tukar Guling Lahan Masyarakat

Intinya dikatakan Sugianto, masyarakat dari tiga kecamatan hendak mengadukan ke DPRD Riau bagian perkebunan Komisi B.

"Dalam hal ini saya juga merasa geram karena perusahaan semau sendiri tanpa ada rasa berdosa menukar guling dan mencuci dosa perusahaan" tegas Sugianto yang merupakan anggota DPRD Riau dari daerah pemilihan Kabupaten Pelalawan pada Pemilihan Legislatif 2014 lalu.

Dan tegas Sugianto lagi, PT SLS dengan modus tukar guling dengan masyarakat ini karena ingin melepaskan dari aksi kejahatan perambahan hutan. "Dan sangat disayangkan pihak terkait di Kabupaten diam tanpa ada tindakan," kecam politis Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Sementara itu perwakilan masyarakat dari tiga kecamatan membenarkan bahwa mereka sudah mengadukan prilaku PT SLS tersebut ke anggota DPRD Riau.

"Kesabaran kami sudah hilang, segala tipu daya PT SLS terus mengintimidasi masyarakat untuk menguasai lahan kami" kata Darwin Ketua Forum Melayu Tanglo Senin (3/7/2017) kepada GAGASANRIAU.COM.

Dan kata Darwin lagi, pihaknya akan mengungkapkan semua upaya yang dilakukan oleh PT SLS ini saat menghadap ke DPRD Riau nanti.

"Akan kita laporkan semuanya, dan kami tegaskan kami akan tetap mempertahankan tanah dan lahan kami demi anak cucu kami" tegas Darwin.

Sebelumnya Forum Melayu Tanglo ini sempat memasang spanduk penolakan di lahan yang dikuasai oleh PT SLS pada hari Minggu kemarin (2/7/2017).

Aksi pemasangan spanduk penolakan ini kata Darwin dilakukan di wilayah SP 8 Afdling  PT SLS sekitar 30 masyarakat gotong royong memasang spanduk penolakan tersebut.

Dilain pihak dari PT SLS, sampai berita ini dilansir belum memberikan keterangan resmi soal penolakan warga ini. Paryono dari manajemen PT SLS saat dihubungi melalui telepon genggamnya untuk di konfirmasi belum memberikan jawaban resmi.

Demikian juga Pebriansyah Humas PT SLS, juga belum memberikan keterangan resmi.

Editor Arif Wahyudi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar