Pendidikan

Di SMAN 14 Pekanbaru, Siswa Bayar Ragam Pungutan Rp.3,5 Juta, Setahun Hasilkan Rp.2,5 M Lebih

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 14 Pekanbaru memungut dana dari siswa Rp.3,5 juta pertahun. Pungutan itu dikeluarkan per siswa di sekolah negeri yang selalu dikucurkan uang Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) setiap tahun.

Dengan jumlah siswa sebanyak 716 orang jika ditotal sekolah ini dapat menghimpun uang wali murid sebanyak Rp.2.506.000.000 setiap tahun. Sementara dana Bosda terus mengalir ke sekolah milik negara ini.

Hal ini terungkap setelah Komisi V DPRD Riau melakukan Inspeksi Mendadak ke sekolah tersebut. Dan untuk itu pihak legislatif mempertanyakan pungutan uang sekolah yang masih dibebankan kepada siswa tingkat SMA sebesar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu.

Aherson Ketua Komisi V DPRD Riau, mengatakan, sudah didistribusikan pun anggaran Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) tetap saja pungutan uang sekolah yang dinamakan dengan uang komite.

"Setelah kita lakukan sidak ke salah satu sekolah, yakni SMAN 14 Pekanbaru, ada beberapa persoalan yang kita catat, salah satunya soal pungutan uang sekolah, walau sudah ada dana Bosda, tapi tetap ada pungutan uang komite," kata Aherson, Selasa (12/9).

Politisi Demokrat ini juga mengatakan, di sekolah tersebut terdapat sebanyak 716 siswa, dan dari kelas satu hingga kelas III membayar uang sekolah tersebut membayar uang komite, dengan jumlah yang bervariasi, tergantung kelas 1, 2 atau kelas 3.

Dikatakannya, jika dihitung totalnya maka per siswa menurut Aherson masing-masing siswa membayar Rp 3,5 juta per tahun.

"Ini yang mau kita tanya, uang Rp 3,5 juta itu untuk apa," imbuhnya.

Saat Komisi V mempertanyakan kepada pihak sekolah tentang anggaran Rp 3,5 juta tersebut, menurut Aherson mereka belum bisa menjawab karena kepala sekolah sedang tidak berada di tempat.

"Tapi yang pastinya menurut mereka sejauh ini uang honor guru dibayarkan dari uang komite tersebut. Sementara dana Bosda yang dicairkan, mereka peruntukkan untuk operasional sekolah, itu kan keliru pemikirannya seperti itu," ulasnya.

Seharusnya menurut Aherson anggaran Bosda tersebut digunakan untuk membayarkan honor guru, sehingga seharusnya tak perlu lagi ada pungutan terhadap siswa.

"Honor guru di sana hanya Rp 900 ribu per bulan, kan kasihan. Makanya ini mau kita pertanyakan. SMAN 14 ini hanya sample, ini juga terjadi di sekolah lain, makanya kita jadwalkan pemanggilan nantinya, termasuk pihak Dinas Pendidikan Provinsi Riau," tuturnya.

Editor Arif Wahyudi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar