Pendidikan

Ini Pedoman Dasar Menulis Berita

Ilustrasi

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Maraknya media pemberitaan saat ini, berdampak dengan makin luasnya kesempatan untuk meniti karir sebagai jurnalis. Hal ini terlihat makin menjamurnya media pemberitaan online yang kian pesat pertumbuhannya.

Kesempatan ini, peluang bagi jurnalis pemula untuk mengisi ruang-ruang redaksi. Efek dari menjamurnya media pemberitaan online saat ini.

Namun hal itu juga dibutuhkan kemampuan yang mumpuni untuk bisa mendapatkan status sebagai jurnalis. Karena menjadi jurnalis bukan profesi asal-asalan. Tapi jika mempunyai keinginan kuat tak menutup kemungkinan bagi siapapun. Syaratnya mau belajar dan memperkaya pengetahuan. Dengan membaca dan terus mengasah kemampuan menulis.

Kali ini kami ingin menampilkan sebuah tulisan dari seorang blogger, dan juga praktisi media selain itu ia juga seorang pelatih komunikasi massa. Ia adalah Romel Tea. Hal ini sebagaimana tertulis dalam laman pribadinya, ia menuliskan namanya Romel Tea.

Dalam tulisannya, ia mengajak bagi penulis pemula untuk belajar dan mengasah kemampuan dengan tema Pedoman Dasar Menulis Berita. Berikut tulisan lengkapnya kami sajikan bagi pembaca setia GAGASANRIAU.COM.

MENULIS berita tidak bisa semaunya, misalnya "yang penting pembaca ngerti". Ada pedoman dasar menulis berita yang harus diindahkan agar berita menjadi baik, menarik, efektif, dan sesuai dengan kaidah dan kode etik jurnalistik.

Banyak wartawan --terutama wartawan media online-- yang tampak "amatiran" dalam menulis berita dan melabrak kode etik jurnalistik. Misalnya, beritanya mengandung opini subjektif wartawan atau "terlalu kentara" memihak satu pihak (membentuk opini publik/menggiring opini pembaca) sehingga tendensius.

Pedoman Dasar Menulis Berita
Berikut ini pedoman dasar menulis berita yang disarikan dari laman Teacher Vision, "Basic Journalism".

Piramida Terbalik. Tulisan jurnalistik hendaknya bergaya piramida terbalik (inverted pyramid). Bagian atas (awal tulisan) hanya terdiri dari satu atau dua laimat yang berisi informasi terpenting; ini yang disebut teras (lead) berita. Bagian berikutnya berisi informasi penjelas atau detail informasi.

Summary lead (teras berita kesimpulan), yakni inti berita, disampaikan di bagian paling awal.

Nada Tulisan (Tone): Tugas Anda sebagai reporter adalah melaporkan fakta dan opini orang lain dan tidak memasukkan opini Anda pribadi kedalam berita (leave your own opinions out of the story). Jika ingin beropini atau menilai suatu peristiwa, ada jenis tulisan tersendiri, yaitu artikel opini dan/atau editorial (tajukrencana/opini redaksi).

Berbagai Sumber (Multiple Sources): Makin banyak orang yang berbicara (diwawancara) akan membuat berita Anda kian baik. Anda bisa menggunakan kutipan langsung (direct quotes) atau menuliskannya dengan kata-kata sendiri (paraphrase) yang dikatakan narasumber, tapi harus selalu ingat untuk mengidentifikasi sumber (who says what).

Penyusunan Kalimat. Kalimat dalam berita hendaknya terdiri dari 20-28 kata. Kian pendek, kian baik. Pembaca selalu menyukai kalimat dan tulisan ringkas.

5W1H: berita lengkap menjawab pertanyaanwho (siapa), what (apa), why (kenapa), where (di mana), when (kapan), dan how (bagaimana).

Lead: Pembuka berita, awal naskah berita setelah judul. Biasanya sebuah ringkasan tentang informasi terpenting.

Headline: Judul atau "penarik perhatian" di atas isi tulisan (berita). Hindari judul berita berupa kalimat tanya karena kalimat tanya bukan menyampaikan informasi.

Angle: Sudut pandang (point of view) tertentu atau cara memandang sebuah peristiwa.

Fact-checking: Periksa (cek) bahwa fakta-fakta dalam berita benar adanya, termasuk penulisan nama, jabatan, lembaga.

Pedoman dasar menulis berita di atas hanyalah sebagian dari sekian pedoman penting dalam menulis berita. Yang paling sering dilanggar oleh wartawan pemula dan/atau "wartawan amatir" adalah soal nada tulisan. Wasalam.

 

 

Sumber romeltea.com


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar