Hukum

PTPN V Tuding Pendemo Bukan Pekerja Bongkar Muat TBS

Massa pendemo saat berteduh di tenda depan kantor PTPN V Senin siang 18 September 2016

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Pihak Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) V menuding bahwa masyarakat yang terdiri kaum perempuan dan laki-laki atas nama Serikat Pekerja Transport Indonesia (SPTI) Kabupaten Kampar yang melakukan aksi unjuk rasa pada Senin (18/9/2017) bukan pekerja di konsesi perkebunan mereka.

"Aksi unjukrasa terjadi pada hari Senin tanggal 18 September 2017 berlokasi di Kantor Pusat PTPN V bukan dilakukan oleh pekerja bongkar muat TBS di PTPN V. Yang menjadi tuntutan dari SPTI adalah meminta pekerjaan bongkar muat diberikan kepada SPTI" kata Rizky bagian Humas PTPN V ini kepada GAGASANRIAU.COM Selasa (19/9/2017) melalui rilis persnya.


Rizky menjelaskan bahwa terkait tuntutan yang disampaikan oleh pengunjuk rasa, bahwa pekerjaan angkut, bongkar muat di unit-unit kerja PTPN V (Kebun dan Pabrik) dilaksanakan melalui pola e-procurement.

Dan Rizky berdalih bahwa bongkar muat TBS plasma, pada salah satu unit kerja ditunjuk langsung oleh petani plasma.

"PTPN V juga mempersilakan SPTI jika merasa ada pelanggaran di PTPN V, untuk menempuh jalur sesuai aturan hukum yang berlaku" kata Rizky.

Baca Juga Diduga Manajemen PTPN V Gunakan Kontraktor Fiktif, Buruh Angkut Demo

Sementara itu Johnny perwakilan dari pengunjuk rasa saat dikonfirmasi soal tuntutan mereka ini menyatakan, bahwa pihak PTPN V mengusut tuntas monopoli pekerjaan pihak ketiga dilingkup oleh oknum SP BUN (Serikat Perkebunan. Red) melibatkan manajemen dan indikasi kontraktor/ vendor fiktif.

Dan kata Johnny lagi pihaknya akan melakukan demonstrasi lebih besar jika pihak manajemen perusahaan tersebut tak menggubris tuntutan mereka.

"Ruang kelola ini di PTPN V unit kebun Tandun saja bila ditelaah terkait fee Rp 180 juta perbulan yang memangkas keringat buruh muat bongkar" tegasnya.

"Jajaran Krani Afdeling sampai Kabag mendapat jatah porsi dari itu, tapi direksi tidak tahu" ujarnya.

Editor Arif Wahyudi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar