Daerah

Mengungkap Rahasia Beruang Kutub

[caption id="attachment_3854" align="alignleft" width="300"]Seorang fotografer bernama Andy Rouse menangkap kejadian saat anak beruang kutub berusaha memanjat batu untuk mengejar induk dan saudaranya yang lain di Artik. Tingkah polah anak beruang ini terlihat menggemaskan. Dailymail.co.uk Seorang fotografer bernama Andy Rouse menangkap kejadian saat anak beruang kutub berusaha memanjat batu untuk mengejar induk dan saudaranya yang lain di Artik. Tingkah polah anak beruang ini terlihat menggemaskan. Dailymail.co.uk[/caption] gagasanriau.com ,Alaska - Tim peneliti Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) sedang mempelajari pergerakan, kebiasaan, dan perilaku beruang kutub di alam liar. Mereka melakukan uji coba pada Tasul, seekor beruang kutub dari kebun binatang Oregon di Amerika Serikat. Hewan asal Antartika itu dipasangi kamera pada lehern untuk merekam segala aktivitasnya. Kamera yang dikalungkan di leher Tasul dilengkapi accelometer, perangkat yang serupa dengan ponsel cerdas. Accelometer bisa membedakan berbagai kebiasaan beruang kutub, seperti cara berjalan, makan, tidur, dan berenang. Alat ini akan mengirimkan sinyal setiap Tasul melakukan gerakan atau aktivitas berbeda. Di markas pusat riset, para peneliti menerjemahkan sinyal yang dikirim oleh accelometer lewat gelombang elektromagnet. Pergerakan Tasul di alam liar dipantau secara detail melalui video yang direkam oleh kamera yang dikalungkan di lehernya.   Video perilaku Tasul yang terekam lewat kamera GoPro ini akan dicocokkan dengan hasil penelitian mengenai beruang kutub yang sebelumnya telah dilakukan oleh para ilmuwan. Penelitian ini ibarat memetakan sidik jari beruang kutub secara digital. "Riset kami menunjukkan habitat beruang kutub mulai tergeser," kata Anthony Pagano, pakar biologi dari USGS Alaska Science Center yang memimpin studi ini. Ia mengatakan, proyek kolaborasi dengan kebun binatang Oregon ini akan memberikan petunjuk tentang masa depan beruang kutub. Pertanyaan besarnya adalah apakah beruang kutub harus pergi ke darat atau tetap tinggal di pegunungan es yang terletak ratusan kilometer di utara Basin Antartika. Di alam liar, Tasul mulai terbiasa mengenakan kamera di lehernya. Melalui kamera itu, para peneliti bisa mengetahui segala hal dari sudut pandang seekor beruang kutub. Kurator di kebun binatang Oregon, Amy Cutting, menyebut Tasul sebagai kandidat sempurna untuk penelitian ini. "Tasul sama sekali tidak terganggu dengan kamera yang menempel di lehernya," ucap Cutting. Melalui cara ini, para peneliti bisa mempelajari banyak hal, terutama mengenai dampak perubahan iklim terhadap kehidupan beruang kutub. "Ini hal yang harus dilakukan, mengingat ancaman perubahan iklim terhadap berbagai spesies, termasuk Tasul," tegas Cutting. LIVESCIENCE | SATWIKA MOVEMENTI


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar