Daerah

Tidur Akhir Pekan Kurangi Risiko Diabetes

alvasgagasanriau.com ,Jakarta -Kurang waktu tidur tak hanya dapat membuat seseorang lemah dan mudah terkena iritasi. Hal ini juga dapat menyebabkan penyakit jantung, diabetes, dan sejumlah kondisi lain. Studi baru menyatakan, pria yang kekurangan waktu tidur namun pada akhir pekan mereka menambah dua sampai tiga jam waktu tidur, dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe dua. Endokrinologi di Los Angeles Biomedical Research Institute di Harbor-University of California, Los Angeles, Medical Center, merekrut 19 responden pria sehat yang kekurangan waktu tidur akibat beban pekerjaan. Mereka rata-rata berusia 29 tahun, hanya memiliki enam jam tidur pada malam hari dan telah berlangsung selama lebih dari lima tahun. Pada hari Jumat dan Sabtu, mereka menambah jam tidur malam mereka sebanyak dua sampai tiga jam. Ketika memilih calon responden, para ilmuwan memverifikasi jadwal mereka dengan laporan dari sebuah alat yang bernama actigraphs. Perangkat tersebut dikenalan seperti jam tangan dan merekam pola tidur. Para responden tersebut tidur di laboratorium selama tiga malam. Beberapa di antaranya diizinkan untuk tidur selama 10 jam tanpa gangguan. Sedangkan yang lain, tidur selama enam jam tanpa gangguan. Semua responden menyantap makanan diet yang sama, sehingga para peneliti bisa menormalkan kadar insulin dan kadar gula. Pada hari keempat, tim peneliti mengambil sampel darah dari para responden dan menghitung sensitivitas mereka terhadap insulin, hormon yang mengatur gula darah. Sensitivitas yang rendah adalah indikasi diabetes tipe dua. Para peneliti juga menghitung skor HOMA-B pria, yang menunjukkan tingkat resistensi insulin. Hal itu merupakan kondisi yang mencengah sel-sel menanggapi hormon yang menimbulkan glukosa. Indeks HOMA juga mengukur fungsi sel pada pankreas yang menyimpan dan melepaskan insulin. Secara keseluruhan, responden yang mendapat tidur selama 10 jam, menunjukkan peningkata 31 persen dalam sensitivitas insulin dibandingkan dengan responden yang hanya tidur selama enam jam per malam. Hal ini dilaporkan Liu dan rekannya pada The Endocrine Society di San Francisco, California . Resistensi insulin mereka juga menurun. "Kabar baiknya adalah bahwa dengan memperpanjang jam tidur mereka, orang dewasa yang tidak mendapat cukup jam tidur malam selama bekerja dalam satu minggu, masih bisa meningkatkan sensitivitas insulin mereka," kata Liu. Studi ini menunjukkan cara baru untuk memerangi diabetes tipe dua, yang merupakan penyebab tertinggi kematian ketujuh di Amerika. "Pekerjaan Liu memberikan alasan lain yang baik untuk menantang stigma yang diasosiasikan dengan 'tidur' dan mengakui bahwa jika memiliki kesematan untuk tidur, mungkin menjadi hal yang baik," kata Hans Van Dongen, head of the Human Sleep and Cognition Laboratory at Washington State University, Spokane. SCIENCE MAG | CONNIE PACIFICA tempo.co


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar