Daerah

Kasus DBD di Pekanbaru, Ini Data Korban di Setiap Kecamatan

Ilustrasi. (f: rtc)
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU-Seperti sudah menjadi ''agenda'' rutin, tiap datang musim kemarau warga dihadapkan dengan ancaman penyakit demam berdarah yang bersumber dari gigitan nyamuk aedes aigepty. Setakat ini, Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru merilis data terbaru kasus Demam Berdarah Dengoue (DBD). Pada pekan ke sepeluh tahun 2018 ini, sudah terdapat 48 Kasus akibat gigitan nyamuk aedes aigepty ini. 
 
Dengan Rincian, Kecamatan Sukajadi tiga orang, lalu Kecamatan Limapuluh tiga orang, Sail dua orang. Kemudian di Kecamatan Bukit Raya delapan orang, Marpoyan Damai tujuh orang, Tenayan Raya empat orang, Tampan sepuluh orang dan Kecamatan Payung Sekaki tujuh orang. Sementara itu, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru Kota, Rumbai Pesisir dan Rumbai masing-masing satu orang.
 
Plt Kepala Diskes Kota Pekanbaru, dr Zaini Rizaldy Sarigih mengatakan, apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada tahun yang sama. Jumlah masyarakat yang terserang DBD mengalami penurunan.
 
''Jumlahnya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk Tampan menjadi wilayah yang banyak kasus DBD,'' ujar dr BOB begitu sapaan akrab dr Zaini, Kamis (15/3/2018 ).
 
Dari jumlah 48 kasus tersebut, belum ada dinyatakan warga yang meninggal dunia akibat DBD. Meski begitu pihaknya berharap, peranan masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.
 
''Kita minta masyarakat bersama-sama menjaga lingkungan,'' sambungnya. Ditambahakan dr Bob, pihaknya terus melakukan sosialisasi gerakan satu rumah satu kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di seluruh kecamatan. Karena menurutnya, pencegaja awal mesti dilakukan dari lingkungan tempat tinggal.
 
''Kita terus sosialisasikan satu rumah satu kader jumantik dan menggalakan 3 M Plus,'' tambahnya.
 
Disamping itu, Diskes juga menyediakan bubuk abate. Sementara untuk fogging bukan cara yang ampuh mencegah penyebaran DBD dan tidak bisa dilakukan sembarangan. Pelaksanaanya sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
 
''Gontong royong dan menjaga lingkungan sekitar merupakan cara yang paling efektif. Karena dapat memutus mata rantai perkembangbiakan serta penyebaran nyamuk Aides Aigepty, Apabila anggota kelurga mengalami gelaja terserang DBD, kita minta segera membawa ke Puskemas terdekat guna mendapatkan pertolongan medis,'' tutupnya.***
 
Editor : Evi Endri
Sumber : riauterkini.com


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar