Daerah

Hari Pertama Ngantor, Wardan Panggil Pengusaha Kelapa

Hari pertama HM Wardan ngantor aktif sebagai Bupati Inhil, langsung menggelar Rapat Koordinasi dan memanggil pengusaha besar pembeli kelapa

GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN - Hari pertama HM Wardan ngantor sebagi Bupati Kabupaten Indragiri Hilir, langsung mengambil sikap untuk memanggil pengusaha-pengusaha besar pembeli kelapa yang ada di Negeri Hamparan Kelapa Dunia.

 

Pemanggilan tersebut berkenaan anjloknya harga kelapa pasca ia cuti sebagai Bupati. Wardan mengaku sangat sedih melihat kondisi rendahnya harga jual kelapa saat ini berkisar Rp600 hingga Rp1.000 per kg tersebut memukul perekonomian petani.

 

"Kita memanggil pengusaha besar untuk berdiskusi dan membahas tentang isu yang sangat center mengenai anjlok dan turunnya harga kelapa. Saya memandang dan merasakan masalah ini merupakan masalah yang serius merupakan masalah hajatan masyarakat banyak," ungkap Wardan, Senin (25/6/2018)

 

Sejak Wardan menjabat sebagi Bupati dari tahun 2013, harga kelapa mulai membaik, mencapai Rp2.000 hingga mencapai Rp2.500. Sejak Bulan 12 Februari 2018 Wardan cuti untuk mengikuti perhelatan pemilihan kepala daerah, harga jual kembali dimonopoli perusahaan, harga kelapa turun drastis dari Rp600, Rp800.

 

"Tentu saja ini tidak bisa dibiarkan. Makanya kami memanggil perusahaan untuk mencarikan solusinya. Karena ini sangat penting, karena hampir 70 persen masyarakat tergantung dengan kelapa," tuturnya

 

Wardan mengatakan beberapa penyebab potensi turunnya harga kelapa, yang pertama melimpahnya kelapa di perusahaan, sehingga pembongkaran di kapal antrian panjang.

 

"Kebutuhan 2juta butir, sedangkan yang datang berpuluh-puluh kapal berisi 5juta kelapa bulat, tentu terjadi antrian berhari-hari dan terjadi pembusukan terhadap kelapa. Kualitas kelapa tentu saja berpengaruh terhadap Harga,"

 

Bukan hanya itu lanjut Wardan, mengenai kualitas kelapa. "Ketika harga mulai membaik, petani terburu-buru memanen kelapa, sehingga kualitas kelapa masih belum layak panen. Seharusnya panennya 3 bulan sekali, kebanyakan perdua bulan sekali, tentu saja belum 'belang babi' petani sudah memanen," cetusnya diiringi gelak tawa yang hadir pada Rakor tersebut.

 

Reporter: Daud M Nur


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar