Dari Menakutkan Menjadi Mengasyikkan, Dari Legenda Menjadi Primadona

Pemkab Pelalawan Tingkatkan Potensi Objek Wisata Bono Melalui Pelalawan Eksotis

Bupati Pelalawan, HM Harris saat menerima Penganugerahan Travel Club Tourism Award 2014 Wisata Alam Gelombang Bono (Kategori The Most Promising)
GAGASANRIAU.COM, PELALAWAN - Pemerintah Kabupaten Pelalawan melalui program Pelalawan Eksotisnya terus mengembangkan potensi wisata yang berada di daerah setempat. Salah satunya objek wisata Gelombang Bono yang terjadi mulai dari Bagian Muara Sungai Kampar di belakang Pulau Muda menyusuri ke bagian Hulu Sungai Kampar hingga ke Desa Teluk Meranti dengan panjang jelajah lebih dari 50 KM yang merupakan akibat dari pertemuan air laut dan air sungai.
 
Uniknya, fenomena ini merupakan salah satu kejadian alam terhebat di dunia yang ada di Kecamatan Teluk Meranti. Kekuatan alam yang menggulung gulung disepanjang muara sungai Kampar yang masyarakat setempat menyebutnya Bono.
 
Penyusunan DED Kawasan Objek Wisata Bono
 
Dahsyatnya gelombang Bono ini yang mencapai lintasan 30 meter dan hanya ada di setengah bulan terakhir di bulan Oktober sampai Desember ini di dianggap penduduk setempat berunsur magis dan mistis. Masyarakat yang bermukim di sepanjang tepian sungai Kampar itu menyebutnya tujuh hantu.
 
Namun Bupati Pelalawan HM Harris melihatnya secara berbeda, Bono diperkenalkan kepada dunia, di berbagai pameran wisata internasional Bono mendapat perhatian pengunjung. Tak sampai di situ, Pemkab Pelalawan juga mengundang peselancar kelas dunia untuk menguji kedahsyatan Bono. Promosi gencar gencaran menjadikan gelombang Bono bukan saja menjadi ikon wisata Pelalawan, bahkan menjadi ikon wisata local dan nasional.
 
Untuk menggarap objek wisata Bono itu, Pemkab Pelalawan membangun infrastruktur pendukungnya seperti menara pantau untuk mengamati Bono, membangun fasilitas fasilitas penginapan, dan tak kalah pentingnya adalah mempersiapkan putra putri penduduk lokal untuk dididik menjadi pemandu wisata dan memperkenalkan Bono dan kebudayaan lokal kepada para turis.
 
Keseriusan Pemkab Pelalawan dalam mempromosikan Bono sebagai ikon wisata mendapat apresiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, potensi wisata Bono dapat bersinergi dengan peningkatan kearifan  budaya lokal yang pada akhirnya dapat berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat sebagai bagian dari pengembangan wisata tanah air.
 
Menurut Harris, potensi yang dimiliki ini harus dimanfaatkan. Sebab, semua itu diciptakan Allah SWT untuk dimanfaatkan bagi masyarakat. Misalnya, keunikan bono dan sumber gas yang dimiliki Pelalawan.
 
Peselancar Gelombang Bono Dari Amatir Hingga Profesional
 
Bono memiliki keunikan. Gelombang panjang yang bisa mencapai puluhan kilometer sangat berpotensi menarik wisatawan luar untuk datang berselancar (surfing). Karena, dengan gelombang bono di Teluk Meranti, para pencinta berselancar bisa surfing satu jam tanpa henti. Ini daya tarik utamanya dan tak ditemukan di tempat lain, ungkap Bupati Harris baru-baru ini.
 
Hanya, perlu penataan potensi daerah tersebut dengan menjadikannya paket-paket wisata. Karena Harris menilai, untuk menarik wisatawan mancanegara datang menyaksikan bono, selain promosi, perlu penataan prasarana dan sarana. Mulai dari perhotelan, homestay bagi para wisatawan mancanegara, pondok-pondok tempat pemandian, sarana transportasi pantai dan sebagainya.
 
“Selama ini pusat menganjurkan bagaimana menarik investor luar datang ke daerah dan menanamkan investasinya. Namun ketika investasi itu datang, daerah hanya tinggal jadi penonton. Ini yang mau saya ciptakan agar peluang ini bisa direbut. Jangan sampai nanti potensi yang ada ini malah dimanfaatkan orang luar dan masyarakat kita tetap jadi penonton. Diperkirakan untuk penataan sarana penunjang wisata bono sedikitnya perlu dana Rp5 miliar. Ini diluar infrastruktur jalan lintas bono”, ungkap Bupati HM Harris.
 
Harris mengatakan, potensi wisata itu bukan saja saat ada gelombang bono besar sejak September-Desember. Karena saat bono kecil, sepanjang kawasan itu jadi hamparan pantai yang bisa diciptakan wisata pantai yang juga menarik. Seperti paket tur wisata pantai menggunakan kendaraan khusus seperti ATV (All Terrain Vehicle) dan kehidupan dengan masyarakat tempatan.
 
Apalagi di kawasan objek wisata bono, akan dijual berbagai kerajinan masyarakat tempatan seperti tikar pandan yang bisa digunakan untuk santai sambil menikmati ombak di pinggir pantai bono.
 
Pemkab Pelalawan juga menyadari, dari semua itu perbaikan dan pembangunan sarana infrastruktur jalan tak dapat dielakkan. Pemkab kini telah menghitung berapa anggaran yang diperlukan.
 
Ini memang seperti angan-angan, tapi inilah yang kita coba mewujudkannya. Paradigma di masyarakat, sebelumnya bono jadi hal yang menakutkan, kita balik dengan coba ciptakan jadi hal yang bermanfaat dengan menjadikannya objek wisata, kata Harris.
 
Harris juga mengungkapkan pihaknya mengundang empat menteri. Yakni Menteri Koordionator Kesejahteraan Rakyat, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Menteri Pekerjaan Umum. “Kenapa Meneg PU juga kita undang, karena kita ingin melihatkan inilah infrastruktur jalan lintas bono yang kita perlukan untuk pengembangan potensi wisata ini”, ujarnya.
 
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Kadisbuppora), Andi Yuliandri, S.Kom kepada media ini melalui selulernya beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwa selain promosi dilakukan, factor pendukung juga harus disediakan.
 
 
Kepala Disbudparpora, Andi Yuliandri, S.Kom
 
Sejauh ini, ombak Bono yang terletak di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan telah dikenal sebagai objek wisata andalan bagi masyarakat Riau dan telah berulang kali dikunjungi para wisatawan asing yang hobi surfing.
 
Disampaikannya, Sudah lebih ratusan surfer mancanegara dan nasional yang  mencoba gelombang bono dan fotografer serta crew dokumenter yang mendokumentasikan bono serta lebih dari puluhan ribu pengunjung yang telah datang untuk menyaksikan bono.
 
Dijelaskan mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pelalawan ini, direkrutnya 10 warga kecamatan Teluk Meranti oleh KemenParekraf untuk mengikuti pelaksanaan pelatihan rescue dan juga surfing dasar yang berlangsung sejak 7-14 Maret di Cimaja Banyuwangi Jawa Timur ini, tidak terlepas dari upaya Bupati Pelalawan M Harris untuk terus mempromosikan keajabian dunia yakni gelombang Bono ini kepada dunia melalui Pemerintah Pusat.
 
"Dengan lobi pak bupati tersebut, maka Pemerintah Pusat melalui Kemen Parekraf RI memberikan pelatihan kepada 10 warga Bono kecamatan Teluk Meranti ini, guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang handal untuk menyiapkan dan mewujudkan Objek Wisata Bono menjadi objek wisata andalan dunia," katanya.
 
Kadisbudparpora menambahkan, dengan adanya pelatihan rescue dan juga surfing dasar ini, tentunya diharapkan kedepannya pengelolaan objek WIsata Bono ini akan menjadi lebih baik lagi sehingga dapat menarik minat para pelancong dunia untuk mengunjungi objek wisata kebanggaan masyarakat Provinsi Riau khususnya Pelalawan.
 
"Dengan adanya pelatihan tersebut, nantinya untuk penanganan jika ada korban atau penanganan kecelakaan diobjek wisata Bono, maka unit rescue terutama masyarakat yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan rescue serta surfing dasar, akan bertindak langsung di lokasi wisata Bono untuk memberikan pertolongan," pungkasnya
 
Untuk menarik para wisatawan, menurutnya perlu ada fasilitas pendukung yang harus tersedia di daerah tujuan tersebut. Saat ini sudah ada beberapa fasilitas yng sudah tersediaantara lain berupa:
 
Akomodasi berupa;
 
·         Penginapan sederhana dengan fasilitas sederhana
·         Hotel Melati
·         Homestay dan kamar yang disediakan  oleh masyarakat lokal dengan harga yang terjangkau
·         Makanan dan Masakan
·         Terdapat beberapa rumah makan di sekitar penginapan dengan hidangan masakan melayu lokal.
·         Homestay juga menyediakan makanan jika diminta
·         Untuk mendukung aktifitas berselancar  sudah tersedia di Teluk Meranti :
·         Speed boat dan pilot
·         Penyewaan papan selancar dan peralatan
 
Selain itu, ada beberapa aktifitas yang dapat dilakukan selain berselancar yang memakan waktu 4  hingga 5 jam setiap harinya. Setelah atau sebelum itu, masih ada sedikit waktu untuk melakukan aktifitas lain;
·         Menyewa sampan dan berkeliling desa
·         Menyewa sepeda motor dan berkendaraan sekitar desa
·         Boat Wake Surfing
·         Memancing
·         Menyusuri Sungai Kerumutan
·         Mengunjungi  rumah rakit di sepanjang  Sungai  Kerumutan
·         Mengunjungi  suaka marga satwa  dan   Hutan Rawa Kerumutan
·         Bermain di Pantai Ogis
·         dan  bermandi lumpur di Pantai Tanjung Pebilah
·         menikmati Pergelaran Seni Budaya di Kawasan Tirta Bono untuk mengenalkan seni budaya lokal kepada pengunjung / para peselancar
·         Festival Bekudo Bono yang akan melibatkan Para Surfer Lokal, Nasional, dan Internasional  dengan tema “Seven Day for Seven Ghost “
 
Ditambahkannya,  ada beberapa yang upaya yang dilakukan pemerintah daerah yang bersinergi dengan pemerintah pusat dalam meningkatkan potensi wisata bono, antara lain:
 
Upaya yang dilakukan Pemerintah Pusat
·         Penyusunan Masterplan Kawasan Objek Wisata Bono  pada tahun 2012
·         Pembuatan Film Promosi pada tahun 2012
·         Pembangunan Menara Pandang di Tanjung Bau-Bau Tahun 2013
·         Pembinaan masyarakat malalui pelatihan surfing dan rescue di Jawa Barat tahun 2013
·         Penyusunan Proposal Investasi melalui Kementrian Pariwisata tahun 2013
·         Promosi Luar Negeri
·         Pembangunan menara pandang di Tanjung Bau-Bau
·         
Upaya yang dilakukan Pemkab Pelalawan
·         Penyiapan Lahan 600 Ha untuk Kawasan objek wisata bono yang telah mempunyai payung hukum melalui Perda dan Perbup. Posisi lahan tersebut berada di Kawasan Objek Wisata Bono yang sangat strategis, karena hampir berhadapan langsung dengan dua buah negara, yaitu Malaysia dan Singapura. Saat ini Pemda Pelalawan bersama dengan Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau dan Kerajaan Negeri Johor, Malaysia, telah melakukan kerjasama untuk memperpendek jarak antara Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Karimun Kepri dan Negri Johor, dengan membangun jembatan sepanjang 37,45 KM dan sudah dilakukan :
a. Feasibility Study;
b. Seminar Internasi
c. Memasukkan dalam RPJM Nasional.
·         Pengadaan alat penunjang keselamatan (Life Vest) bagi pengunjung/ penonton bono
·         Penyediaan alat transportasi air (jetski) untuk kunjungan dan rescue
·         Pagelaran seni budaya di kawasan objek wisata bono setiap tahun
·         Pembangunan (semenisasi) jalan lingkungan di Desa Teluk Meranti oleh Dinas PU & Cipta Karya.
·         Pembinaan  serta penyuluhan sadar wisata  dan sapta pesona bagi masyarakat tempatan
·         Pembekalan kemampuan berbahasa asing (inggris)  bagi masyarakat lokal
·         Pendampingan Kelompok Masyarakat di Teluk Meranti.
·         Festival Bekudo Bono.
·         Bantuan Rehab untuk homestay.
·         Pembukaan Jalan dari Jalan Lintas Bono ke Tanjung Bau bau sepanjang 3,2 Km oleh Dinas PU Kabupaten Pelalawan Tahun 2013
·         Expedisi Johor - Tanjung Balai Karimun - Pelalawan (Bono).
·         Promosi Potensi Objek Wisata Bono di dalam dan Luar Negeri
·         Penyusunan DED Kawasan Objek Wisata Bono dan Desain Animasi  pada
·         Penimbunan Tanah / Revertment di kawasan objek wisata bono Tanjung Bau-Bau tahun 2014
·         Pembangunan Pentas Seni terbuka dan Tribun VIP di Kawasan wisata bono
·         Pembangunan Pusat Informasi Turis Tahun 2014
·         Pembangunan Tanggul/ Penimbunan penahan air di kawasan wisata bono agar tidak terjadi abrasi.
 
Bentuk lain dari berselancar secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat  tempatan menggunakan perahu kayu yang dikenal dengan BEKUDO BONO
 
Ditambahkannya, semua itu tentunya membutuhkan dana yang besar, untuk itu pemkab pelalawan tidak henti-hentinya melakukan pembenahan dan promosi untuk menarik investor. Selain itu pemkab pelalawan juga telah berhasil untuk memasukkan  objek wisata bono ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) pada awal tahun 2017 kemarin, dengan demikian maka pembangunan wisata bono yang tengah dilaksanakan tersebut akan segera selesai, tutupnya. (Advertorial)


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar