Riau

Organisasi Lingkungan Tolak Presiden Jokowi ke Riau Tanpa SK PS Gambut

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Sekretaris Jenderal Jaringan Masyarakat Gambut Riau (JMGR) Isnadi Esman menyatakan lebih baik Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatalkan niatnya ke Provinsi Riau, jika tidak menjalankan program Nawacitanya yang salah satunya adalah soal Perhutanan Sosial (PS).
 
Karena menurut Isnadi, Perhutanan Sosial (PS) merupakan program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial Budaya serta mengatasi ketimpangan penguasaan atas tanah yang merupakan problem serius yang terjadi di Indonesia.
 
Untuk itu perlu ada kepastian sikap pemerintah atas keberpihakanya terhadap masyarakat gambut. Hal ini kata Isnadi untuk merespon rencana kedatangan presiden ke Riau.
 
“Kita apresiasi atas komitmen Pak Jokowi yang memberikan peluang, untuk masyarakat mendapatkan akses berupa hak kelola atas hutan dan lahan dengan skema PS, ada 12, 7 Juta hektare (Ha) yang dialokasikan melalui Peta Indikatif Perhutanan Sosial (PIAPS), dan untuk Riau ada 1,4 juta Ha yang masuk dalam PIAPS tersebut, ini artinya masyarakat Riau mendapatkan harapan baru setelah sekian lama pindah berpindah rezim yang minim keberpihakan kepada masyarakat untuk mendapatkan kepastian ruang kelola” papar Isnadi kepada Gagasan Senin (3/12/2018).
 
Namun lanjut Isnadi, disebalik itu ada hal yang disayangkan dari implementasi PS di Riau. Dari 1,4 Juta Ha peluang perhutanan sosial yang ada, per 25 September 2018 baru 82,451 ha yang terrealisasi dan ada lebih dari 200.000 Ha usulan PS yang sudah diajukan oleh masyarakat tidak kunjung disetujui oleh Pemerintah.
 
"Dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Masalah paling krusial yang menjadi kendala di masyarakat saat ini adalah pernyataan dari pihak KLHK yang menyatakan bahwa, belum adanya regulasi yang mengatur tentang PS di gambut”.Tambah Isnadi.
 
Menurut Isnadi, JMGR memfasilitasi dan melakukan pendampingan terhadap masyarakat dalam pengusulan PS sejak 2016, hingga akhir tahun 2018 ini ada 52,233 Ha dokumen usulan yang sudah masuk ke KLHK.
 
Dan katanya lagi, sebagian besar usulan tersebut berada di hutan dan lahan gambut.
 
Dengan kondisi ini papar Isnadi, sudah seharusnya pemerintah melalui Presiden Jokowi bersikap untuk mempercepat terwujudnya capaian PS di Riau.
 
Karena terangnya lagi, berdasarkan pengamatannya agenda presiden tidak ada sama sekali menyangkut soal PS gambut.
 
"Untuk itu kami menyatakan tanpa kepastian akan nasib masyarakat yang mengajukan PS di gambut dengan memberikan SK PS di gambut, Presiden tidak perlu ke Riau" tegas Isnadi
 
"Gambut dan masyarakat gambut saat ini merupakan persoalan lingkungan dan sosial yang serius, dan perlu kebijakan yang tegas, tidak sebatas politis dan janji” Tegasnya lagi.
 
“Pemerintah tidak perlu ragu untuk memberikan PS kepada masyarakat gambut, turun temurun sudah terbukti masyarakat lebih arif dan lestari dalam menjaga dan mengelola gambut. Berbeda dengan korporasi yang lebih pada mengeksploitasi gambut dan merusak” Tutup Isnadi.
 
Editor Arif Wahyudi
Reporter Nurul Hadi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar