Daerah

Pilgubri Untuk Siapa?

gagasanriau.com, Pekanbaru - Hiruk-pikuk pemilihan kepala Daerah gubernur Riau yang akan dilangsungkan pada bulan September mendatang tidak sepenuhnya di respon masyarakat kalangan bawah seperti Pedagang Kaki Lima (PKL) maupun kelas profesi lainnya di Pekanbaru.

Beban hidup yang semakin berat pasca kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak di ikuti dengan kenaikan Harga-harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako) membuat kepedulian masyarakat kecil terhadap pesta demokrasi yakni Pilgubri tidak membawa dampak bagi kehidupan mereka yang semakin berat mereka jalani.

Lelaki 45 tahun Ajo Basir begitu nama panggilannya, Keseharian ia adalah pedagang sate di Pasar Pagi Arengka,kepada gagasanriau.com Kamis 22/8/2013 ia hanya diam tertegun dan hanya berkata pendek saat ditanya masalah Peligubri.

"Indak ado pengaruh buat awak pedagang ko (tidak ada pengaruh buat kita pedagang nich"ujarnya singkat.

Ajo Basir perantauan asal Sumatera Barat Penjual Sate sudah digelutinya selama 7 tahun, dengan profesinya itu ia harus menghidupi seorang istri dan tiga anaknya yang kesemua anaknya masih bersekolah.

Lain lagi Netty 48 tahun perempuan tidak bisa baca tulis berdasarkan pengakuannya, bekerja sebagai pedagang sayur di pasar pagi Arengka."Yang penting awak jan digaduah ajo bang,sia ajo nan manang tasarahlah jan digusur awak manggaleh (yang penting kita jangan diganggu aja bang siapa aja yang menang terserahlah jangan digusur kita berjualan)"tukasnya ringkas.

Ketika ditanya siapa pilihannya dari Lima pasangan Cagubri-Wagubri Netty tidak menyebut nama namun ia mengatakan bahwa pemimpin yang terpilih haruslah yang berpengalaman dan mau mengayomi masyarakat kecil.

Sikap apatis kaum kecil ini, meski gagasanriau.com tidak melakukan penelusuran secara massif dapat mewakili sebagian kecil pandangan.

Bahwa disetiap pemilihan kepala daerah di Riau yang terjadi selalu disikapi masyarakat kecil dengan sikap acuh tak acuh karena bagi mereka pesta demokrasi pemilihan kepala daerah hanyalah seremonial kaum pembesar yang hendak berkuasa.

Berdasarkan pengalaman mereka Pemilihan kepala daerah tidak menyentuh persoalan mereka secara utuh baik peningkatan taraf hidup dan ketersedian ruang berusaha bagi kaum kecil.

Peran dari pelaku usaha kecil (UKM) tersingkirkan dengan sendirinya akibat masuknya modal-modal besar yang merebut pasar pelaku UKM.

Seperti kasus masuknya ritel-ritel (Indomart dan Alfamart) besar ke Pekanbaru secara massif pasca kepemimpinan Firdaus-Ayat.

Pelaku UKM tinggal menunggu waktu mati secara perlahan.

Editorial


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar