Daerah

Indonesia Tawarkan Shale Gas ke AS dan Minta Jepang Investasi di Energi Baru Terbarukan

[caption id="attachment_3109" align="alignleft" width="300"]Sebut Media Online tidak Jelas Jero Wacik Dilaporkan Ke Polisi Jero wacik menteri ESDM[/caption]

gagasanriau.com ,Jakarta-Pemerintah Indonesia menawarkan pegembangan shale gas kepada Pemerintah Amerika Serikat (AS). Tawaran ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik dalam pertemuan bilateral dengan delegasi Amerika di rangkaian sela-sela pertemuan ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) di Nusa Dua Bali. Kamis, (26/9).

 “Saat Presiden Obama melawat ke Indonesia untuk bertemu dengan Presiden RI salah satu agenda pertemuan yang dibahas adalah bagaimana mentransfer teknologi dari Amerika untuk menghemat pemakaian energi dan mengembangkan shale gas, kan mereka sudah menemukan shale gas, kitakan punya sumbernya dan saya minta kepada mereka mulailah terjun di Indonesia untuk mengeksplorasi shale gas,” kata Jero Wacik dalam pertemuan bilateral itu.

 Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang telah lebih dulu mengembangkan shale gas. Dampak dari pengembangan itu, harga gas di AS turun tajam karena ketersediaan gas yang melimpah dari shale gas. Amerika Serikat termasuk sukses dalam mengembangkan shale gas. Di negara tersebut, pengembangan shale gas tidak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, melainkan sebaliknya dilakukan perusahaan-perusahaan kecil, dengan membentuk asosiasi khusus untuk pengembangan migas non konvensional yang tidak dicampuri oleh perusahaan pendukung lainnya.

Menurut Menteri ESDM, potensi shale gas Indonesia tersebut termasuk besar.Potensi shale gas Indonesia diperkirakan sekitar 574 TSCF. Lebih besar jika dibandingkan CBM yang sekitar 453,3 TSCF dan gas bumi 334,5 TSCF.

Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan pemerintah, hingga saat ini terdapat 7 cekungan di Indonesia yang mengandung shale gas dan 1 berbentuk klasafet formation. Cekungan terbanyak berada di Sumatera yaitu berjumlah 3 cekungan, seperti Baong Shale, Telisa Shale dan Gumai Shale. Sedangkan di Pulau Jawa dan Kalimantan, shale gas masing-masing berada di 2 cekungan. Di Papua, berbentuk klasafet formation. Shale gas adalah  gas yang diperoleh dari serpihan batuan shale atau tempat terbentuknya gas bumi.  Proses yang diperlukan untuk mengubah batuan shale menjadi gas, sekitar 5 tahun. Pemerintah saat ini tengah menyusun aturan hukum pengembangan shale gas.

Tawarkan Energi Terbarukan ke Jepang

Sementara itu terkait potensi sumber energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia sangat beragam dan  berlimpah, namun pengembangannya masih belum mengembirakan sehingga ketergantungan terhadap energi berbasis fosil masih sangat tinggi, pemerintah selain akan memudahkan perijinan dan menerapkan feed in tarif juga menawarkan pengembangan EBT dengan menawarkannya kepada negara-negara sahabat, dengan sistem ”nikmati migas kami namun kembangkan energi baru terbarukan kami”.

Salah satu negara yang ditawarkan sistem tersebut adalah Jepang yang merupakan salah satu negara tujuan ekspor gas terbesar dari Indonesia.  ”Kita harus cari jalan keluar agar tidak kelabakan karena kekurangan energi, agar you tetap dapat gas saya, dan agar sisanya bisa lebih lama dan lebih banyak, maka ajaklah perusahaan-perusahaan Jepang, investasi di Indonesia di bidang energi baru terbarukan,” ujar Menteri ESDM Jero Wacik usai menerima Menteri Negara Ekonomi, Industri dan Perdagangan Jepang, Kazuyoshi Akada di sela-sela pertemuan ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) di Nusa Dua Bali. Kamis, (26/9).

Wacik menjelaskan, kalau Jepang invest disini kemudian panas bumi kita yang 30.000 Mw keluar semua, terus tenaga air kita jadi listrik semua, kita banyak punya listrik, maka gasnya boleh dinikmatinya. “Jadi jangan cuma minta- minta gasnya dan dia tidak mau invest disini,” papar Wacik.

Kepada Kazuyoshi Akada, Menteri ESDM Jero Wacik telah menyampaikan, agar sebagai sesama menteri harus memikirkan negaranya nomor satu.  “Saya katakan kepadanya, kalau saya kepepet, maka ekspor gas saya ke negara anda dan ekspor batubara ke negara anda akan saya hentikan, kalau negeri saya membutuhkannya, daripada kita yang kelabakan, biar dia yang kelabakan, gitukan, itu cara berpikir saya,” lanjut Wacik.

Jepang adalah importir terbesar LNG di dunia, importir terbesar kedua batubara dan importir terbesar ketiga minyak. Jepang bergantung pada impor minyak untuk memenuhi sekitar 42 persen dari kebutuhan energinya pada tahun 2010. Jepang merupakan negara yang sangat konsen mengenai ketersediaan energi dalam negerinya, ditengah tingginya kebutuhan energinya yang sangat tinggi dan terbatasnya cadangan yang ada pemerintah Jepang menyambut baik tawaran Pemerintah Indonesia.

"Pihak Jepang senang semua, dan mereka berjanji akan membawa mengumpulkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk beramai-ramai berinvestasi di Indonesia,” kata Wacik.

Sebelumnya pada pertemuan the 4th Indonesia-Japan Energy Policy Dialogue (IJEPD ke-4) di Tokyo, Jepang, 28 Maret 2013 lalu, Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk meningkatkan kerja sama di sub energi baru terbarukan, terutama geothermal. Saat ini Jepang menempati posisi ke-3 di dunia sebagai penghasil sumber geothermal, setelah Amerika Serikat dan Indonesia. Humas Kementerian ESDM


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar