Daerah

Presiden Peru dan Filipina Sepakat Pendidikan adalah Kunci Kesejahteraan

[caption id="attachment_4990" align="alignleft" width="300"]Presiden Peru Ollanta Humala Presiden Peru Ollanta Humala[/caption] gagasanriau.com ,Nusa Dua, Bali - Pemerataan kesejahteraan masyarakat memiliki korelasi dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekonomi suatu negara akan bertumbuh secara berkelanjutan jika kesejahteraan dirasakan oleh seluruh rakyatnya. “Pertumbuhan inklusi sangat penting. Semua lapisan masyarakat harus merasakan pertumbuhan ekonomi dan hidup mereka harus semakin sejahtera. Tanpa itu, negara tidak akan bisa masuk dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Mereka hanya akan tumbuh sebentar lalu kemudian dilanda krisis,” ujar Presiden Filipina BenignoAquino III saat menjadi pembicara dalam APEC CEO Summit 2013 di di BICC, Nusa Dua, Minggu (6/10). Dalam sesi bertajuk "Why Inclusive Growth Matters" tersebut, Aquino menjelaskan dahulu jika melihat matrik ekonomi, maka kesejahteraan hanya dirasakan oleh sekumpulan masyarakat saja. Namun, saat ini tantangan bagi pemerintah adalah membuat semua lapisan masyarakat merasakan kesejahteraan. “Kalau pertumbuhan hanya didorong oleh segelintir orang, maka itu sangat rentan terhadap krisis. Karena itu, inilah tantangan negara saat ini, yakni bagaimana membuat semua orang merasakan dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi,” tuturnya. Sebab, lanjutnya, pertumbuhan saat ini tidak semata hanya dilihat dari angka-angka ekonomi suatu Negara. Namun, pertumbuhan juga terkait erat dengan upaya membangun manusia. Karena itu, lanjut Aquino, negara harus memberdayakan masyarakat untuk menjadi pelaku ekonomi yang berkontribusi secara aktif. Untuk itu, pemerintah harus fokus pada pendidikan. “Tiga tahun terakhir ini kami fokus pada layanan sosial seperti pendidikan. Kami berikan bantuan langsung tunai untuk empat juta orang miskin, sehingga mereka tetap bisa bersekolah dan memperoleh layanan kesehatan,” tuturnya. Akibatnya, jelas Aquino, terjadi 40 persen peningkatan lulusan sekolah tinggi dibanding dengan lulusan SD. “Kami bebeaskan biaya untuk buku-buku wajib pelajaran sekolah. Ini meningkatkan daya saing lulusan kami,” tuturnya. Hal senada disampaikan Presiden Peru Ollanta Humala. Dikisahkannya, saat ini di Peru sedang terjadi reformasi ekonomi. “Reformasi ekonomi hanya bisa terjadi ketika semua masyarakat terlibat dalam pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, semua pemangku kepentingan harus ikut meningkatkan produktivitas masyarakat,” katanya. Untuk mencapai produktifitas ini, Humala menegaskan, pendidikan menjadi kunci penting. “Karena itulah kami melakukan reformasi di bidang pendidikan. Kami berikan ribuan beasiswa untuk masyarakat, bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Sehingga kualitas SDM akan meningkat dan itu akan mendorong produktifitas,” terangnya. Hal tersebut, lanjut Humala, membuat banyak lapangan pekerjaan tercipta di negaranya. Inilah, yang mendorong pertumbuhan ekonomi Peru. Apalagi, dari sisi politik, kepastian hukum menjadi satu hal yang harus dilakukan. “Sehingga negara kami menjadi negara yang bisa diprediksi. Masyarakat tidak hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya kami bertumbuh, bukan hanya sekedar bertumbuh, pertanyaan di Peru saat ini adalah berapa persen kita akan bertumbuh,” pungkasnya. Sumber suara pembaharuan


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar