Daerah

Lion Air Kembali Bikin Ulah

[caption id="attachment_5087" align="alignleft" width="300"]Pesawat Lion Air Maskapai penerbangan swasta, Lion Air terus menorehkan catatan pelayanan buruk di industri penerbangan tanah air. Paska kejadian pendingin ruangan (AC) pesawat mati yang memaksa sejumlah penumpang membuka pintu darurat, kini giliran masalah satu kursi dua kepemilikan (double sit) yang membuat 'gerah' penumpang.[/caption] gagasanriau.com .Jakarta-Maskapai penerbangan swasta, Lion Air terus menorehkan catatan pelayanan buruk di industri penerbangan tanah air. Paska kejadian pendingin ruangan (AC) pesawat mati yang memaksa sejumlah penumpang membuka pintu darurat, kini giliran masalah satu kursi dua kepemilikan (double sit) yang membuat 'gerah' penumpang. Korbannya kali ini adalah para pewarta berita dan karyawan perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Mereka adalah penumpang pesawat JT 0025 rute Denpasar-Jakarta. Tim Liputan6.com yang berada satu pesawat dengan korban tersebut menyaksikan bagaimana kacaunya situasi di dalam pesawat tersebut. Sekitar pukul 21.30 WITA, Rabu (9/10/2013), penumpang digiring memasuki pesawat komersial, termasuk rombongan jurnalis televisi dari TVOne dan media lain yang berjumlah sekitar 16 orang. Namun suasana di dalam pesawat mulai terusik ketika ada empat orang dari rombongan pewarta berita itu tidak kebagian tempat duduk. Setelah menunggu beberapa lama upaya para kru pesawat Lion Air, ternyata belum membuahkan hasil. "Bagaimana ini Mbak? Ada atau tidak kursinya? Kalau tidak ada, lebih baik kami turun. Tapi kalau empat orang turun, yang lain ikut turun," tanya salah seorang Kameraman TVOne kepada pramugari, Rabu (9/10/2013) malam. Perdebatan ini cukup panjang terjadi di dalam pesawat antara jurnalis dan kru pesawat. "Tenang kami akan carikan (tempat duduk) karena satu orang pramugari harus meng-handel 50 penumpang. Nanti mungkin penumpang yang membawa anak kecil dipangku saja. Itu tidak akan membahayakan penumpang," tuturnya. Selang satu jam sibuk mondar mandir mencari cara, akhirnya ada dua penumpang yang melepas secara sukarela kursi penerbangannya untuk jurnalis tersebut. Dua penumpang sisanya yang masih berdiri, pihak Lion Air memutuskan untuk memindahkan satu orang pramugari di belakang supaya satu orang bisa memperoleh kursi. Pramugari tersebut tidak sedang bertugas, namun dia menempati kursi penerbangan tersebut. Sedangkan untuk kursi satu penumpang lagi, penumpang dewasa yang membawa anak terpaksa memangku buah hatinya. Dan akhirnya, pesawat Boeing tersebut take off sekitar pukul 22.30 WITA dan tiba di Jakarta sekitar pukul 24.00 WITA. Berikut Kronologinya: Kejadian double sit penerbangan Lion AIR JT 0025 jurusan Denpasar-Jakarta kemarin malam (9/10/2013) yang menimpa para jurnalis televisi bermula dari konter cek in di Bandara International Ngurah Rai, Bali. Pengakuan ini diungkapkan oleh Teknisi TVOne, Deny yang menjadi rombongan para jurnalis kepada Liputan6.com yang baru saja selesai meliput kegiatan KTT APEC Indonesia 2013 di Bali. 1. Saat berada di konter cek in, terutama untuk masalah pengangkutan barang para jurnalis tersebut tertahan oleh petugas yang mengatakan dalam penerbangan JT 0025 ada empat orang pramugari yang akan ikut dalam penerbangan. 2. Karena rombongan dari media tersebut sekitar 16 orang, maka terpaksa empat orang dari rombongan kami harus pindah ke flight selanjutnya. 3. Para jurnalis ini sepakat tidak mau untuk berpisah mengingat rasa kesetiakawanan karena satu rombongan dan banyaknya peralatan kantor yang mesti di bawa sehingga perlu koordinasi dengan rekan-rekannya. 4. Lalu jurnalis tersebut menghubungi salah satu pilot penerbangan lain di Lion Air tentang masalah ini. Ketika sudah ada izin, maka mereka (jurnalis) bisa melenggang bebas ke pesawat. 5. Ternyata masalah lain datang di pesawat karena tidak dapat tempat duduk. Penyebabnya ada double sit, yakni satu kursi dua kepemilikan. Tapi pesawat belum bisa terbang, selama penumpang masih ada yang berdiri sesuai standar dan prosedur penerbangan. "Yang double sit ada empat orang. Jatah kursi kami biar diduduki oleh karyawan perusahaan telekomunikasi tersebut. Kami menyusul," ucap Deny. 6. Solusinya, ada dua orang sukarela meninggalkan penerbangannya dan memberikannya kepada jurnalis. Sedangkan satu penumpang lain ada mendapat jatah kursi dari pemindahan pramuragi ke bagian belakang dalam pesawat, serta satu orang lain menggantikan kursi anak kecil yang akhirnya terpaksa di pangku orangtuanya. Liputan6


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar