Daerah

PDIP Kembali Bergejolak, Megawati Mulai Dilawan

[caption id="attachment_5171" align="alignleft" width="300"]Dokter Ribka Tjiptanin Dokter Ribka Tjiptanin[/caption]

gagasanriau.com ,Jakarta-Pernyataan Ketua Komisi IX DPR yang juga Ketua DPD PDIP Banten Dokter Ribka Tjiptaning di Gedung DPR, Kamis (10/10), mengejutkan banyak wartawan yang mendengarnya.

Terkait heboh akan runtuhnya Dinasti Chasan Sochib dan dugaan korupsi yang dilakukan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Ribka Tjiptaning mengatakan Rano Karno sebagai wakil gubernur tak pantas menggantikan Ratu Atut.

Ribka bahkan mengejek Rano. "Rano mesti ditanting dulu. Jadi wakil gubernur aja enggak pantes. Dia enggak pernah berstatemen apa-apa. Tanya orang Banten. Dia kan seniman, tapi enggak pernah ngomong soal budaya atau acara apa. Dia lebih di ketiaknya Atut," ungkap Ribka.

Menurut Ribka, itulah PDIP akhirnya mencabut dukungan ke duet Rano-Atut sekitar enam bulan lalu. "Dia enggak pernah bermanfaat untuk rakyat Banten.

Pemerintahan Atut dan Rano tidak pro-rakyat," ujar penulis buku Aku Bangga Jadi Anak PKI  dan Anak PKI Masuk Parlemen itu.

Agak ganjil sebenarnya omongan Ribka tersebut. Karena, sebulan lebih lima hari yang lalu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memuji Rano Karno.

“Pak Jokowi, Pak Ganjar, Pak Rano Karno, Pak Rustam, Puan Maharani, saya selalu berkeyakinan di tangan mereka kelak Indonesia akan lebih baik," kata Megawati Soekarnoputri, dalam Rakernas III PDIP di Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (6/9).

Ada apa sebenarnya ini? Apa yang terjadi di internal partai berlambang banteng bermoncong putih itu?

Dokter Ribka Tjiptaning memang dikenal dekat dengan Taufiq Kiemas semasa hidupnya. Ada yang mengatakan, Taufiq Kiemas membantu biaya sekolah dan keluarga Ribka Tjiptaning semasa mereka masih hidup susah di bawah tekanan Orde Baru.

Ribka bisa sampai bergelar dokter tak lepas dari bantuan Taufiq Kiemas, yang memang dikenal sebagai orang yang dermawan sejak masih muda.

Menurut sumber di PDIP, itulah sebabnya Ribka Tjiptaning lebih dekat ke Taufiq Kiemas ketimbang ke Megawati.

“Seperti halnya Pak Taufiq, Ribka Tjiptaning sangat mendukung putri pasangan Pak Taufiq dan Bu Mega, Puan Maharani, menggantikan Bu Mega sebagai Ketua Umum PDIP kelak,” ujar sumber tersebut.

Bukan hanya itu. Menurut sumber tersebut, Puan Maharani malah sempat digadang-gadang sebagai calon wakil presiden, siapa pun nanti presidennya yang akan diusung PDIP, kalau seandainya Megawati berhasil “dibujuk”  agar tidak ikut maju mencalonkan diri dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2014.

“Itulah sebabnya, topik regenerasi sempat mencuat di PDIP, terutama setelah Pak Taufiq sering mengemukakannya kepada wartawan setahun lalu,” ungkapnya.

Namun, rupanya, “faksi” Puan Maharani waswas begitu bergulir wacana bahwa PDIP akan mengusung pasangan Jokowi-Prananda sebagai pasangan presiden dan wakil presiden untuk pemilihan umum 2014.

Prananda yang dimaksud adalah Muhammad Prananda Prabowo alias Nanan, putra kedua Megawati Soekarnoputri dari suami pertamanya, Letnan Satu Penerbang Surindro Supjarso, yang meninggal karena kecelakaan pesawat.

Waswas faksi Puan Maharani itu menjadi “kepanikan” ketika Sabtu lalu (5/10), Megawati mengajak Nanan untuk meninjau Waduk Pluit dan Ria Rio, Jakarta, mendampingi Jokowi.

“Mereka menganggap bahwa itu merupakan sinyal dari Bu Mega bahwa beliau merestui pasangan Jokowi-Nanan. Karena, Nanan memang sangat didukung oleh orang-orang yang menginginkan PDIP terus dipimpin oleh trah Soekarno,” kata sumber PDIP lagi.

Nanan juga, lanjut sumber kami, akan disiapkan sebagai pengganti Megawati dalam memimpin PDIP.

“Untuk strategi kampanye nanti, menurut pendukungnya, nama belakang Nanan, Prabowo, juga bisa menguntungkan, karena sama dengan nama Prabowo, calon presiden dari Partai Gerindra, yang dalam banyak survei menduduki nomor dua setelah Jokowi,” paparnya.

Melihat kenyataan itu, faksi pendukung Puan Maharani kemudian merapatkan barisan. “Mereka mencoba melawan.

Apa yang diucapkan Mbak Ning (panggilan Ribka Tjiptaning di kalangan PDIP) tentang Rano itu adalah cerminan dari perlawanan kubu Puan,” katanya. Maka, PDIP pun bergejolak lagi.

asatunews


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar