Daerah

Ombudsman Bentuk Majelis Kehormatan untuk Azlaini Agus

[caption id="attachment_5475" align="alignleft" width="300"]Azlaini Agus Wakil Ketua Ombudsman RI Azlaini Agus Wakil Ketua Ombudsman RI[/caption]

gagasanriau.com Jakarta - Ombudsman Repulik Indonesia memutuskan membentuk Majelis Kehormatan untuk mendalami adanya dugaan pelanggaran kode etik dan tindak pidana yang dilakukan oleh Wakil Ketua Ombudsman, Azlaini Agus. "Dari rapat pleno Selasa (29/10) malam hingga Rabu (30/10) dini hari, diputuskan membentuk majelis kehormatan," kata Komisioner Ombudsman bidang penyelesaian laporan atau pengaduan, Budi Santoso di kantor Ombudsman, Jakarta, Rabu (30/10). Budi memaparkan majelis kehormatan terdiri dari lima orang, dengan komposisi dua dari komisioner Ombudsman dan tiga dari tokoh masyarakat atau akademisi. Dua komisioner Ombudsman tersebut adalah Petrus B Peduli dan Hendra Nurtjahjo. Sedangkan, dari kalangan akademisi adalah Masdar F Mas'udi, Prof. Dr Harkristuti Harkrisnowo dan Zainal Arifin Mochtar. Untuk selanjutnya, ungkap Budi, majelis kehormatan akan bekerja selama tiga hari untuk membuktikan apakah ada pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Azlaini Agus. Sementara itu, Hendra Nurtjahjo menambahkan bahwa majelis kehormatan akan mengumpulkan bukti-bukti keterangan yang hasilnya akan direkomendasikan pada rapat pleno untuk disampaikan pada presiden. Lebih lanjut, Hendra mengatakan apa yang dilakukan Azlaini adalah tindakan personal yang tidak merepresentasikan Ombudsman. Seperti diketahui, Azlaini Agus diduga telah menampar seorang staf maskapai Garuda, Yana Novia, di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru. Tetapi, secara tertulis, Azlaini Agus membantah telah menampar seorang staf maskapai Garuda. Dalam kronologis kejadian versi Azlanini, ia mengaku sebagai penumpang pesawat Garuda GA 277 Pekanbaru-Medan dengan jadwal keberangkatan pukul 07.45 WIB. Kemudian, lanjut Azlaini, pada 07.30 WIB, ia dan semua penumpang diminta segera naik ke pesawat. Tetapi, ternyata penumpang tidak langsung menuju ke tempat bus namun disuruh berdiri di depan luar gate 1. Hanya saja, ungkap Azlaini, dirinya yang berada di kelas bisnis harus bercampur dengan penumpang kelas ekonomi. Kemudian, menunggu hampir 20 menit untuk bisa naik ke pesawat. "Saya meminta kepada petugas agar managernya datang ke gate manual untuk menjelaskan mengapa kita terlantar dan tidak langsung diantar ke pesawat," kata Azlaini. Tetapi, ungkap Azlaini, merasa tidak mendapat jawaban memuaskan, dia membentak salah seorang petugas yang kebetulan perempuan. Kemudian, petugas tersebut menangis dan kemudian pergi. Akhirnya, seorang petugas perempuan lainnya yang kemudian diketahui bernama Lia menemui penumpang dan memberitahu penumpang tidak bisa diantar ke pesawat karena pilot belum siap. "Akhirnya bus pun diberangkatkan menuju pesawat pada jam 08.10 WIB dan saya dan penumpang lainnya tiba di kabin pesawat pada jam 08.15 WIB. Pramugari meminta maaf atas keterlambatan dengan alasan terlambatnya pesawat tiba di Pekanbaru. Jadi bukan karena masalah cuaca atau gunung sinabung yang mengeluarkan asap," tegas Azlaini. Beritasatu


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar