Daerah

Harga Mie Naik, Gara - Gara Rupiah Merosot

[caption id="attachment_7327" align="alignleft" width="256"]Ilustrasi Mie Instant Ilustrasi Mie Instant[/caption]

gagasanriau.com, Jakarta - Beberapa waktu terakhir Rupiah semakin tak bergairah menghadapi dolar AS. Nilai tukar Rupiah hampir menyentuh angka Rp 12.000 per dolar AS. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang bertransaksi menggunakan dolar AS.

Salah satunya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang menyatakan sudah melakukan penyesuaian harga produk makanan. Langkah itu dilakukan sebagai antisipasi makin lemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Keputusan ini tidak bisa dielakkan lantaran bahan dasar untuk produksi, yakni gandum, masih didatangkan secara impor.

"Melemahnya Rupiah, kami sudah melakukan penyesuaian harga produk-produk kita dari 5-10 persen tergantung produk serta bahan baku untuk pembuatannya," ungkap Direktur ICBP, Werianty Setiawan di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (28/11).

Untuk tahun depan, Werianty mengatakan, perseroan masih perlu melihat perkembangan kondisi perekonomian sebelum kembali melakukan penyesuaian harga produk.

"Tahun depan tergantung ya, tapi kalau Rupiah makin lemah, ya mau tidak mau dengan berat hati kita naikkan, tapi kalau engga ada ya engga dinaikkan" tutur Werianty.

Dari sisi ukuran produk, Werianty mengaku tidak mengurangi ukuran yang saat ini sudah dinilai kecil, seperti mie instan yang hanya berukuran 70 gram.

"Itu penyesuaian volume enggak mungkin kita kurangi, kalau penyesuaian dalam arti efisiensi secara teknikal, misalnya mengurangi warna itu kita jalankan tiap produk," tutup Werianty.

Sebelumnya, nilai tukar Rupiah makin menunjukkan pelemahan signifikan hingga mendekati level Rp 12.000 per USD. Dilansir Bloomberg, Kamis (28/11), nilai tukar Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) pagi ini melemah 79 poin atau 0,66 dan dibuka pada Rp 11.965 per USD.

merdeka.com


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar