Daerah

Ironis Firdaus,MT Pelesiran Ke Jepang Pembangunan Jalan Ditempat

[caption id="attachment_7369" align="alignleft" width="300"]Ironis Firdaus,MT Pelesiran Ke Jepang Pembangunan Jalan Ditempat Ironis Firdaus,MT Pelesiran Ke Jepang Pembangunan Jalan Ditempat[/caption]

gagasanriau.com ,Pekanbaru-Ironis memang apa yang dilakukan Walikota Pekanbaru, Firdaus MT ditangah kondisi masyarakat kota mengharapkan tindakan nyata dalam mengatasi persoalan yang menumpuk di kota bertuah ini, walikota justru pergi jalan-jalan ke Jepang. Dengan alasan untuk study banding yang bertemakan kota berkesinambungan bersama Kementerian Lingkungan Hidup pada tanggal 9 sampai 16 November 2013. Dan kegiatan hura-hura ini menggunakan uang rakyat melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru yang tentunya tidak sedikit. Selain ke Jepang sebelumnya Firdaus MT juga sudah pelesiran ke Jerman dan Ceko dari tanggal 8-15 September tahun ini juga  bersama Kementrian Badan Lingkungan Hidup dengan agenda yang sama!. Ditengah kondisi Kota Pekanbaru menghadapi musim hujan, tentunya persoalaan banjir adalah yang paling pokok bagi walikota mengatasinya karena selama ini "anak buahnya" Dinas PU sendiri tidak mampu mengatasi banjir yang terjadi setiap hujan turun. Buruknya infrastruktur drainase serta perawatan terhadap yang sudah ada jadi penyebabnya banjir ini. selain itu juga Pemko Pekanbaru terlalu mengobral izin kepada pengusaha dalam memberikan Izin mendirikan bangunan, akhirnya banjir tidak bisa diatasi. Tidak hanya itu persoalaan Pedagang Kaki Lima seakan menjadi polemik yang tidak pernah tuntas, hal ini terbukti banyaknya para warga kota Pekanbaru yang dikategorikan mandiri ini (karena tidak mengemis-ngemis minta pekerjaan) mengeluhkan kebijakan walikota bertindak main gusur saja tetapi tidak memberikan solusi berpihak kepada PKL. Boro-boro mau membina PKL namun justru memberikan pilihan kejam kepada warga kota mandiri ini dengan solusi ditempatkan pada tempat sepi minim fasilitas serta dikelola pihak ketiga (swasta). Akhirnya PKL harus berhadapan dengan bayaran yang memberatkan mereka. Pasar-pasar yang dimiliki oleh Pemko Pekanbaru seperti pasar Rumbai sepi peminat, Pasar Cik Puan terbengkalai seperti bangunan tua tak bertuan, sampai kini tidak memiliki nasib yang jelas. Justru raksasa ritel terbesar di Indonesia bebas berkeliaran membangun dan membuka kerajaan bisnisnya yang bernama Indomaret dan Alfamart di Kota Pekanbaru, disetiap sudut pemukiman padat bertebaran raksasa bisnis ritel ini menggurita mengancam PKL yang dibelenggu oleh Peraturan Daerah (Perda) nomor 5 tahun 2002. Walhasil memasuki tahun ketiga kepemimpinan Firdaus, MT dan Ayat Cahyadi seperti tak ada yang bisa diberikan nilai plus karena sampai sejauh ini jargon pembangunan yang digembar-gemborkan sebagai kota Metropolis dan Madani kontradiktif dengan kenyataannya. Apa kabar dengan janji politik semasa kampanye pak Walikota ? Editorial


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar