Daerah

Banjir Belum Bisa Diatasi Pemko Malah Hamburkan 1,3 Trilyun Untuk Megaproyek

[caption id="attachment_7740" align="alignleft" width="300"]ilustrasi Banjir ilustrasi Banjir[/caption]

gagasanriau.com ,Pekanbaru-Ditengah kondisi banjir yang melanda Kota Pekanbaru, Firdaus MT dalam rencana kerjanya di tahun 2014 akan mulai garap empat proyek infrastruktur dan gedung senilai Rp1,3 triliun pada tahun depan. Seperti yang disampaikan Kepala Biro Humas Pemko Pekanbaru Azhaarisman Rozie mengatakan empat proyek yang menggunakan tahun jamak tersebut tersebut adalah jalan lingkar luar, gedung Islamic Centre, RSUD Pekanbaru, dan SMK Teknologi Pekanbaru, selain itu pembangunan kantor Walikota Pekanbaru ke Kecamatan Tenayan Raya. Kondisi musim hujan ini harusnya menjadi acuan bagi Pemerintah Kota Pekanbaru untuk membuat perencanaan pembangunan yang menyentuh pada persoalaan masyarakat. Curah hujan yang cukup tinggi, serta infrastruktur buruk akibatkan banjir di hampir diseluruh pelosok kecamatan di Kota Pekanbaru dalam 2 hari belakangan di bulan November ini. Seperti yang terjadi di Kecamatan Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan Rumbai Pesisir,serta Kecamatan Tampan. Sekitar 763 rumah terendam banjir di Kecamatan Rumbai Pesisir. Namun ironisnya justru Megaproyek fisik yang akan dibangun tersebut satupun tak sentuh persoalaan banjir yang terjadi. Sejak dari kepemimpinan Herman Abdullah semasa ia menjadi Walikota Pekanbaru hingga berganti kepemimpinan Firdaus MT yang sudah berjalan 2 tahun banjir seperti penyakit akut yang tak bisa diobati oleh dua pemimpin Kota Bertuah ini. Dipastikan Megaproyek multi years yang akan menelan uang rakyat tak sedikit ini akan dilaksanakan pada tahun 2014 ini seperti disampaikan oleh Azharisman Rozie kepada media online nasional beberapa waktu yang lalu (8/12/2013). Azharisman Rozie mengatakan detail engineering design (DED) keempat proyek tersebut sudah selesai. Azharisman Rozie berdalih, tahun ini merupakan waktu yang tepat merencanakan semua proyek pembangunan, infratruktur dan gedung karena untuk mengantisipasi perkembangan penduduk dan kebutuhan di massa mendatang. Persoalaan banjir ini diperparah lagi dengan prilaku dalam satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru yang mengobral izin-izin pembangunan Rumah Toko (Ruko) pada lokasi rawa selama ini menjadi lahan menjadi penyerap air ketika hujan tiba. Dan hal ini menjadi penyebab utama dari persoalaan banjir yang terjadi, massifnya pembangunan ruko dan tidak adanya batasan wilayah diperbolehkan atau tidak dalam perencanaan tata ruang Kota Pekanbaru kedepan. Adalah ironis jika Pemerintah Kota Pekanbaru kampanyekan sebagai kota Metropolis dan Madani jika masih dihadapkan suasana mencekam ketika musim hujan tiba, karena banjir sudah pasti akan mengancam setiap saat. Ditambah lagi tidak adanya upaya serius dalam menangani persoalaan banjir melalui program penganggaran keuangan daerah berlandaskan skala prioritas pada kepentingan publik. Bukan semata-mata pada pembangunan fisik berorientasi proyek tak bermanfaat yang dirasakan rakyat banyak. Adalah baik bagi Pemko Pekanbaru lebih mengedepankan pembangunan pro rakyat. Dengan lakukan  pendataan ulang izin-izin yang sudah diberikan untuk dilakukan kebijakan dalam penanggulangan bahaya banjir, seperti kewajiban membuat sumur serapan. Selain itu juga mengurangi izin-izin bangunan ruko dalam melakukan pembangunan pada daerah yang rawan banjir seperti kawasan hijau sebagai daerah serapan banjir. Membuat drainase air yang standar dan berkesinambungan tidak berhenti pada kecukupan anggaran saja. Hingga persoalan banjir dapat diminimalisir secara bertahap. Dan juga adalah bukan suatu kebohongan jika Kota Pekanbaru mendapatkan penghargaan atas pembangunan yang pro rakyat bukan semata-mata untuk pencitraan semu saja. Editorial


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar