Daerah

Mutasi

gagasanriau.com ,Tembilahan-Jumat, 2 Maret lalu, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir melakukan mutasi. Ada 10 pejabat Eselon II dan 35 pejabat Eselon III mengalami perpindahan dari satu jabatan ke jabatan lain. Dan itulah pengertian mutasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menurut administrasi.

Dalam setiap pemutasian pejabat, saya senantiasa menilai dan mempertimbangkannya dari berbagai sudut. Tanpa mengenyampingkan aturan dan mekanisme yang ada. Sehingga, apa yang diputuskan sudah melewati proses yang serius, tidak main-main, sesuai aturan dan dipertimbangkan dari berbagai sudut pandang. Jadi cara melihat dan menilainya menyeluruh, paripurna, utuh dan tidak sepotong-sepotong.

Dalam memaknai mutasi pun, termasuk mutasi Jumat lalu itu, saya tidak hanya melihatnya dari kaca mata administrasi. Salah satu yang lainnya adalah dari sudut biologi. Lho, dimana kaitannya? Begini. Struktur organisasi pemerintahan itu sama dengan struktur tubuh kita, terdiri dari bagian-bagian yang memiliki tupoksi sendiri-sendiri. Walau demikian, bagian-bagian itu tetaplah satu kesatuan yang utuh sebagai satu sistem. Keberhasilan suatu bagian adalah keberhasilan sistem. Kegagalan dan permasalahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain dan menjadi kegagalan dan masalah sistem.

Mutasi menurut arti biologi adalah perubahan yang terjadi di kromosom. Saya membayangkan pemerintahan itu adalah kromosom. Artinya, dengan mutasi Jumat lalu itu, telah terjadi perubahan kromosom Pemkab Inhil. Mengapa? Karena gen pembawa sifat yang dimiliki kromosom itu telah berubah. Bergantinya kepala SKPD, berarti sifat dan kualitas SKPD juga (wajib) berganti! Tentunya menjadi SKPD yang memiliki kinerja lebih baik dan profesional. Bila tidak, itu berarti gagal!

Tantangan dinamika pembangunan daerah ke depan tidak sama beratnya dengan hari ini dan kemarin, malah semakin berat. Maka, gen-gen baru adalah gen-gen yang memiliki daya tahan, kapasitas dan kemampuan baik dan dinilai mampu menghadapi tantangan itu. Gen baru harus mampu menumbuhkan dan menciptakan suasana baru dan semangat baru di lingkungan kerjanya. Inilah energi yang akan memacu etos kerja.

Karena saya memandangnya dari sudut biologi, maka perubahan itu – meminjam iklan bola lampu, harus mampu “membuat hidup lebih hidup!” dan “membuat terang lebih terang!”. Perubahan itu harus menjadi “jiwa” seluruh pegawai. Tidak semata-mata hanya menjadi retorika, tetapi tercermin dalam pikiran ucapan dan tindakan. Selamat bekerja dan semoga menjadi Gen Perubahan!

 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar