Daerah

Indra Sampaikan Maaf, Belum Bisa Penuhi Semua Harapan

gagasanriau.com ,Tembilahan-Bupati Indragiri Hilir memohon maaf kepada segenap warga manakala selama kepemimpinannya ada terdapat ruas jalan yang berlubang maupun tidak terbangunnya sarana lain yang juga dibutuhkan masyarakat. Menurut Dr H Indra Muchlis Adnan pihak Pemerintah senantiasa berupaya maksimal dalam memberikan perhatian. Akan tetapi, sangat tidak mungkin memenuhi semua harapan, karena terbatasnya anggaran daerah. Setiap tahun, aspirasi warga baik untuk pembangunan terus meningkat. Pada sisi lain, anggaran daerah terbatas dan sangat tidak memadai. Oleh sebab itu, apabila ada jalan provinsi di Inhil yang rusak. Sangat tidak mungkin Pemkab Inhil melakukan perbaikan. Selain hal itu memang bukan kewenangan daerah ini. Anggaran yang ada juga tidak memadai untuk itu. “Bayangkan saja, aspirasi warga sekitar Rp 4,2 triliun. Sedangkan anggaran yang bisa kita gunakan untuk pembangunan hanya Rp 700 miliar. Sangat jauh dari mencukupi. APBD kita bahkan sangat kecil dibandingkan dengan daerah lain”ujar Bupati. Bupati pun mengajak kepada semua warga memahami persoalan yang dihadapi itu. Dia menyadari pula banyak warga yang tidak memahami terbatasnya anggaran daerah. Daerah yang saling terpisah oleh perairan dan letak pemukiman warga yang saling berjauhan. Ditegaskan Indra Muchlis Adnan membutuhkan sarana fisik. “Kalau di daerah lain, kendati terpencil masih bisa dicapai lewat jalur darat. Wilayah kita, antar satu daerah terhalang oleh air. Masih cukup banyak daerah yang tidak memiliki akses darat. Ini membutuhkan sarana penunjang”tegas Bupati. Oleh sebab itu persoalan isolasi dan pembangunan infrastruktur fisik,  tetap menjadi isu penting dalam pembangunan Inhil selama beberapa tahun mendatang. Mau tidak mau, apabila ingin memajukan daerah ini. Harus dibuka isolasi daerah dan memberdayakan warga yang tinggal di pedesaan. Pasalnya, mayoritas warga Inhil bermukim di pedesaan. Jarak antar desa tersebut saling berjauhan. Mayoritas perhubungan warga dilakukan dengan menggunakan sarana transportasi air. Bukan saja berbiaya mahal. Tetapi hal itu menurut Bupati juga sangat menghambat. Warga tidak dapat setiap saat berhubungan. Harus menunggu air pasang, supaya sampan, speed boat maupun motor pompong bisa dioperasikan.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar