Daerah

Bupati “Pemkab Konsen Perhatikan Perkebunan Warga”

gagasanriau.com ,Tembilahan-Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir selalu membuka mata terkait persoalan dibidang perkebunan warga.Namun demikian, Pemkab Inhil tidak bisa campur tangan terhadap harga. Selain tidak memiliki kewenangan, juga diatur berdasarkan mekanisme hukum pasar. Cakupan sangat luas, sebab berhubungan dengan permintaan maupun penawaran global. ” Setiap tahun kita selalu programkan trio tata air perkebunan masyarakat. Selain itu infrastruktur pendukung juga diperhatikan”kata Bupati, H Indra Muchlis Adnan SH. Trio tata air yang meliputi pembangunan tanggul, drainase dan pintu klep dimaksudkan mengatasi persoalan utama perkebunan warga saat ini. Selain banyak yang tergenang air, juga banyak yang tidak memiliki saluran drainase yang memadai. Persoalan itu merupakan penyebab turunnya produktivitas kebun di Inhil dan menyebabkan perkebunan tidak produktif. Karena perkebunan kelapa sangat tidak kuat tergenang air dalam jangka yang lama. Pada waktu lainnya, muncul  pula sinyalemen yang menganggap Pemkab Inhil penyebab rendahnya harga kelapa maupun komoditas lain dianggap Bupati karena sejumlah kalangan tidak memahami kondisi yang sebenarnya. Begitu juga dengan adanya desakan supaya Pemkab Inhil saja yang menampung kelapa petani. Hal itupun dinyatakan tidak memahami aturan, bahwasanya pemerintah tidak boleh berbisnis.”Pemkab Inhil sekali lagi tidak bisa mempengaruhi harga. Pasalnya itu berdasarkan mekanisme pasar”cetus Bupati. Ungkapan Bupati itu sekaligus juga menepis anggapan beberapa gelintir kalangan  warga yang menyatakan setiap ada kegiatan besar harga kelapa selalu turun. Penyebabnya Pemkab Inhil meminta sumbangan kepada perusahaan pembeli kelapa di daerah ini. Indra Muchlis Adnan menegaskan, Pemkab Inhil senantiasa menggalang dana dengan tidak meminta bantuan kepada perusahaan penampung kelapa saat 17 Agustus atau hari besar lainnya.  Dalam kenyataannya, meskipun Pemkab Inhil tidak meminta bantuan harga kelapa dan perkebunan lain tetap saja fluktuatif. Situasi itu menurut dia membuktikan bahwasanya tidak ada hubungan antara adanya hari besar kenegaraan dengan turunnya harga perkebunan. Oleh sebab itu dia mengajak kepada semua pihak untuk memikirkan dan mencari solusi bersama atas persoalan yang terjadi, tidak sebaliknya berusaha mengambil keuntungan ditengah kesulitan yang sedang dialami oleh masyarakat.(spt)


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar