Gagasanriau.com Bagan Sinembah-Semenjak berpisah dari Kabupaten Bengkalis dan menjadi daerah kabupaten sendiri pada 17 tahun silam hingga kini, tanaman kelapa sawit masih menjadi komoditas andalan di Rokan Hilir (Rohil). Hal itu bisa dilihat dari neraca perkebunan wilayah sebelah Barat Riau itu dari tahun ke tahun, arealnya semakin bertambahnya dan produksinya pun juga semakin menggila.
"Walaupun harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit saat ini dalam keadaan turun menjadi dibawah Rp 1.000 per kilogram (kg), dibandingkan harga pada Januari 2014 yang berkisar diatas Rp 1.500 per kg. Namun, para petani tetap saja bersemangat untuk membudidayakannya," kata Kepala Dinas Perkebunan Rohil, Syahril S.Sos kepada Gagasanriau.com melalui Penyuluh Perkebunan antar Kecamatan Disbun Rohil, Tommy Efo Sihombing di Bagan Sinembah.
Hal itu menurut Tommy, karena sawit memang merupakan tanaman yang berpenghasilan tinggi untuk jangka panjang. "Sehingga, masyarakat Rohil dan Bagan Sinembah khususnya, tidak pernah lari dari komoditas unggulan ini," ujar Tommy lagi.
Masih kata Tommy, warga yang semakin pintar dalam menjalankan perkebunan sawit tersebut, warga juga sudah mengetahui kalau selain sawit tersebut memproduksi TBS untuk menghasilkan crude palm oil (CPO) yang diekspor secara mentah, kelapa sawit hilir untuk bahan baku pembuatan sabun, mentega dan sebagainya juga sedang dilirik pasar dunia.
"Hampir 100 persen kelapa sawit bisa dijadikan uang, mulai dari hulu hingga hilirnya. Bahkan, cangkang, daun, sabut, batok kelapa sawit juga bisa dimanfaatkan. Inilah salah satu daya tarik bagi petani kita untuk terus membudidayakan sawit," ujarnya.
Adapun yang sangat disayangkan oleh Tommy yang mengganggap kalau petani di Rohil masih bersifat iri irian. Bahkan, petani komoditas lainnya seperti kakao, karet dan komoditas perkebunan dan pertanian lainnya sepeti sawah bisa beralih ke tanaman sawit jika mereka melihat kiat sukses bertani kelapa sawit.
"Ini yang disayangkan dari petani kita. Mereka masih melihat fluktuasi harga dipasaran, jika harga komoditas lain lagi turun, mereka terus mengganti tanamannya ke sawit. Ini yang sedang kita upayakan untuk memberikan penyuluhan kepada mereka. Bahwa komoditas lain juga dibutuhkan dan juga memiliki nilai ekspor yang tinggi," pungkasnya.
Hermansyah