Gagasanriau.com Tembilahan-Maryanto anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indragiri Hiliri (Inhil) dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akhirnya menandatangani tuntutan mahasiswa untuk menolak dicabutnya subsidi rakyat yakni subsidi Badan Bakar Minyak (BBM) meski sempat bersitegang dengan peserta aksi gabungan dari Badan Esksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indragiri (BEM-Unisi) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang daerah setempat.
Awalnya, Maryanto menolak untuk menandatangi tuntutan aktifis mahasiswa untuk menandatangani penolakan kenaikan harga BBM.
"Mereka (pemerintah pusat, red) lebih tahu, kalau bisa harga BBM itu cukup Rp.8.500 saja per liternya," papar Maryanto. Senin (24/11/14).
Namun aktifis mahasiswa tidak menerima alasan serta penjelasan tersebut, Maryanto ditekan oleh mahasiswa untuk melakukan penandatanganan penolakan kenaikan harga BBM.
"Ini bukan masalah tandatangan, presiden memang dari PDIP, tapi kalau sudah jadi presiden itu milik masyarakat," ungkapnya.
Maryanto terus menolak secara tidak langsung untuk melakukan penandatanganan penolakan kenaikan harga BBM oleh mahasiswa, tapi peserta aksi terus mendesak hingga akhirnya ia menandatangani dengan bertegang urat.
"Nama kamu siapa (menunjuk mahasiswa, red) minta nomor HP nya, siapa nama kamu," sebutnya dengan nada tinggi sembari menandatangai tuntutan mahasiswa.
Ragil hadiwibowo.