Bank Syariah Lesu, BI Riau Prihatin

Kamis, 04 Desember 2014 - 06:20:53 wib | Dibaca: 1761 kali 

Gagasanriau.com Pekanbaru-Bank Syariah yang beroperasional di Provinsi Riau mengalami kelesuan karena terjadinya penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan aset pada triwulan III 2014, demikian disampaikan oleh Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau.

Berdasarkan data kajian ekonomi regional BI Riau, di Pekanbaru, Rabu, dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah pada triwulan III mencapai Rp3,6 triliun, dan turun sekitar 8,62 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp3,93 triliun.

Sedangkan, pada periode yang sama pembiayaan yang disalurkan bank syariah meningkat 2,2 persen dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp3,43 triliun. "Akibatnya, financing to deposit ratio atau FDR bank syariah di Riau mencapai 95,48 persen," kata Pemimpin BI Perwakilan Riau, Mahdi Muhammad.

Menurut dia, menurunnya DPK berefek domino terhadap merosotnya aset bank syariah Riau.

BI mencatat total aset 13 bank syariah di Riau pada triwulan III-2014 kini mencapai Rp5,13 triliun. Jumlah tersebut turun 5,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp5,42 triliun.

"Penurunan aset itu membuat porsi aset bank syariah hanya 5,85 persen dari seluruh aset perbankan di Riau," ujar Mahdi.

Meski begitu, ia mengatakan nilai pembiayaan yang bermasalah atau NPF (non-performing financing) bank syariah menunjukan perbaikan, karena turun dari 5,25 persen dari triwulan lalu menjadi 5,04 persen pada triwulan III-2014.

Adapun, sebagian besar penyaluran pembiayaan bank syariah berada di sektor produktif yang terdiri dari modal kerja dan investasi yang mencapai 54,85 persen. Meski begitu, pembiayaan untuk sektor konsumsi masih cukup tinggi, yakni sebesar 48,55 persen.

Pembiayaan untuk modal kerja tercatat sebesar Rp933,62 miliar dan mengalami pertumbuhan 5,33 persen dibandingkan dengan triwulan III-2013. Sementara itu, pembiayaan investasi sebesar mencapai Rp889,87 miliar, atau turun 10,86 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Sektor pertanian menyerap pembiayaan dari bank syariah senilai Rp459,98 miliar, atau setara dengan 13,38 persen dari total pembiayaan yang disalurkan. Selanjutnya sektor perdagangan, hotel dan restoran menyerap Rp398,61 miliar, dan sektor konstruksi mendapatkan Rp320,09 miliar," ujarnya.

BI sebelumnya juga telah menganalisa bahwa turunnya kinerja perbankan syariah turun memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Kondisi bank syariah juga belum cukup menggembirakan untuk diterima di tengah masyarakat karena minimnya informasi yang tersebar, sementara itu masih juga sulit bersaing dengan bank konvensional yang menawarkan suku bunga lebih bagus.

Diaz Bagus Amandha


Loading...
BERITA LAINNYA