gagasanriau.com- Pemberitaan tentang masyarakat Pulau Padang kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau yang mengatakan masyarakat menyambut baik operasional PT. RAPP perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI. Red ) menuai kecaman dari berbagai lapisan masyarakat di Pulau Padang dan aktifis lingkungan di Riau.
Berawal dari mulai beroperasinya perusahaan HTI tersebut di desa Tanjung Padang Sungai Hiu salah satu desa di Pulau Padang dari 12 desa dan satu kelurahan suasana ketakutan mulai menghantui masyarakat pulau gambut tersebut. Karena sudah bertahun-tahun masyarakat berjuang menolak kehadiran PT.RAPP beroperasi di Pulau Padang didukung juga berbagai organisasi rakyat.
Namun sudah dua pekan lebih perusahaan tersebut beroperasi tanpa ada penjelasan tindak lanjut atas kesepakatan Menhut dan masyarakat yang sebelumnya menyepakati untuk menghentikan operasional sebelum diadakan pemetaan partisipatif dan akan mengeluarkan lahan-lahan yang dimiliki masyarakat dari lahan konsesi PT. RAPP .
Seakan mendapat jalan mulus dengan mengantongi SK Menhut bernomor 180 tahun 2013, PT. RAPP mulai membabat hutan alam dimulai didesa Sungai Hiu Tanjung Padang.
Sutarno Rabu malam 8/5/2013 kepala desa Sungai Anak Kamal mengecam dengan pemberitaan yang tidak berimbang dan terkesan membohongi masyarakat luas”tentunya ini merugikan kami masyarakat Pulau Padang karena penulisan berita tidak sesuai dengan fakta di lapangan serta lebih banyak bohongnya”kata Sutarno geram.
Menurut Sutarno pernyataan yang ada dimedia online tersebut tidak mewakili keseluruhan masyarakat Pulau Padang, dan kepala desa Kudap itu juga mengatasnamakan hanya dia sendiri saja bukan atas nama masyarakat desa tersebut, karena masyarakat desa Kudap juga menolak beroperasinya PT. RAPP yang merupakan anak perusahaan April group.
Kepala Dusun Lukit Nurhadi angkat bicara dengan pemberitaan media online tersebut “ini seperti membuat keruh keadaan saja beritanya, karena sampai saat ini tak satupun dari masyarakat kami didesa Lukit menyatakan senang operasi perusahaan RAPP silahkan bapak-bapak cek dan datang ke desa saya”kata Nurhadi Rabu malam 8/5 dengan nada meninggi kepada gagasanriau.com.
Nurhadi menerangkan bahwa ada oknum mengatas-nama-kan pengurus Serikat Tani Riau (STR. Red) juga tidak bisa digeneralisasi, karena menurut Nurhadi oknum tersebut adalah orang yang telah frustasi dan tidak lagi bagian dari perjuangan masyarakat Pulau Padang.
Made Ali jurnalis dan juga aktifis lingkungan hidup ketika dimintai tanggapan terkait pemberitaan tersebut menyatakan itu bahwa apa yang disampaikan oleh riauterkini tersebut bukan berita tapi iklan dan penempatan dalam tata letak dalam pemberitaan sangat tidak tepat. “Tidak ada muatan berita dalam tulisan tersebut, murni iklan”katanya kepada gagasanriau.com Rabu 8/5 melalui telepon selulernya.
Tanggung jawab sosial yang mesti menjadi nafas perjuangan media sebagai alat pencerdasan bagi masyarakat pembaca tidak serta merta harus hilang dan gelap gulita ketika harus di intervensi atas kepentingan modal. Meski media massa harus hidup dari iklan namun bukan berarti media harus menjadi bandit yang juga ikut merusak dan menghancurkan bangsa dengan melupakan hati nurani dan keberpihakan media kepada kebenaran (warga). Adit*