Diduga ada Permainan, Petani Sawit Rohil Keluhkan Merosotnya Harga TBS

Sabtu, 06 Desember 2014 - 07:13:51 wib | Dibaca: 2154 kali 

Gagasariau.com Simpang Kanan-Merosotnya harga Tandan Buah Segar (TBS) yang terjadi belakangan ini membuat para petani kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) khususnya di Simpang Kanan, mengeluh. Dimana harga TBS kini sudah berada di kisaran Rp 1.000/kg, yang mana sebelumnya berada di angka Rp 1.200-1.350/kg.

Berdasarkan informasi yang berhasil didapat Gagasanriau.com di salah satu petani sawit mengatakan, diduga hal itu ada permainan dari pihak tertentu yang memanfaatkan TBS petani yang membludak.

"Ya, memang harga TBS sawit di tingkat petani akhir-akhir ini turun drastis. Kami heran juga, kenapa harga bisa turun saat harga komoditas lain semua naik. Jadi wajar bagi kami bertanya apa dibalik ini semua," kata Parman kepada wartawan, Jumat (5/12) di Simpang Kanan.

Menurutnya, kalau harga TBS terus merosot bakal menyebabkan petani rugi besar. "Kami berharap harga kembali naik, minimal bertahan di angka Rp 1.000-1.100/kg. Harga itu sudah sangat membantu petani," harapnya.

Ditempat terpisah, pengamat perekonomian rakyat Bagan Sinembah, H Robin Sinaga kepada wartawan, Sabtu (6/12) menjelaskan, turunnya harga TBS kelapa sawit disebabkan adanya persaingan bisnis yang tidak sehat di tingkat agen. Karena di satu sisi, harga TBS kelapa sawit di pasaran mahal, tapi kenapa di tingkat petani malah turun.

Menurut Robin, saat TBS perusahaan perkebunan di Bagan Sinembah dibawa ke Sumatera Utara, dibayar dengan harga tinggi. Namun yang jadi pertanyaan, kenapa sawit milik petani yang dibawa ke perusahaan, hanya dibayar dengan dengan harga murah. "Memang aneh, harganya berbeda beda. Jadi ada benarnya kalau turunnya harga karena adanya permainan," ujarnya.

Lebih jauh Robin menjelaskan, dirinya sangat membantah kalau turunnya harga TBS dikarenakan pasokan buahnya melimpah atau permintaan berkurang. "Mereka mengatakan stok buah masih banyak dan melimpah dan busuk di pabrik kelapa sawit (PKS), Itu semua tidak benar. Karena, stok seperti biasa kok, malah mereka juga kekurangan. Maka pemerintah sangat kita minta untuk menindak lanjuti hal ini. Karena ini adalah untuk masyarakat luas," terangnya

Hermansyah


Loading...
BERITA LAINNYA