Gagasanriau.com Pekanbaru-Karena dianggap mencengkam dan dirasakan tidak nyaman lagi, ratusan warga Kelurahan Sidomulyo Timur Marpoyan Damai, melakukan aksi unjuk rasa didepan Kantor Gubernur Riau, Senin (9/3).
Puluhan warga ini meminta kejelasan haknya tentang kepemilikan tanah yang mereka tepati selama puluhan tahun. Dimana tanah yang mereka tempati tersebut dijadikan lahan latihan tempur oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
“Kami sudah tinggal disana, sejak dulu kenapa sekarang Sertifikat rumah kami dikalahkan dengan SK Gubernur Riau (Gubri) dan sekarang tanah tersebut dijadikan pencadangan untuk Lanud Roesmin Nurjadin. Ini tak masuk akal,”ungkap Koordionator aksi Bambang dalam orasinya.
Menurutnya SK Gubernur Riau nomor: KPTS 297/III/2011 itu mengatakan wilayah pemukiman warga masuk dalam tanah pencadangan Lanud Roesmin Nurjadin. Sementara, warga memiliki sertifikat dari BPN.
"Kami heran, sejak kapan sertifikat yang dikeluarkan BPN, bisa dikalahkan oleh Keputusan Gubernur. Ini kan aneh. Undang-Undang Pokok-Pokok Agraria nomor tahun 1960 sudah tegas menyebutkan, bukti sah sertifikat hak kepemilikan tanah dikeluarkan oleh BPN. Karena itu, kami ingin mempertanyakannya kepada Pak Gubernur," tegasnya.
Bambang mengatakan diatas lahan tersebut telah hidup 10 tahun jika di atas lahan itu saat ini sudah bermukim ribuan kepala keluarga (KK). Sementara, pihak Lanud ingin mengambil alih kawasan itu untuk penambahan area skuadron.
Dalam aksinya, warga membawa spanduk dan poster yang meminta ketegasan Pemprov Riau. "Karena akibat SK Gubri ini, kami yang menjadi korban," ujarnya.
Aprison, seorang warga yang ikut melakukan aksi mengaku sangat terganggu dengan papan plang yang telah di pasang tiga hari lalu oleh pihak Pemerintah Provinsi Riau.
“Saya tinggal disana sejak tahun 1996, dan kami sudah memiliki sertifikat tanah dari BPN. Sekarang keluar SK Gubri ini kan tak masuk akal. Ketentraman kami terganggu, mereka latihan disana, menembak. Kita takutnya nanti ada bom, sementara anak anak kami main disana. Ini kan berbahaya dik,” ungkapnya.
Reporter Dian