Perusahaan Sawit Masih Beroperasi Cemari Sungai

Sabtu, 09 Mei 2015 - 03:07:14 wib | Dibaca: 2056 kali 

Gagsanriau.com Pekanbaru - Perusahaan perkebunan sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang beroperasi di Provinsi Riau masih ditemukan beroperasi di pinggiran sungai hingga mencemari dan berbahaya bagi masyarakat yang menggunakan air di sekitar operasional perusahaan.

"Terkait Daerah Aliran Sungai, pendangkalan akhir-akhir ini kerap terjadi sehingga menyebabkan banjir. Jadi kepada perusahaan sawit tolong digeser perkebunannya, biarlah rugi sedikit daripada nanti banjir," kata Anggota Panitia Khusus Monitoring dan Evaluasi Perizinan Lahan DPRD Riau, Hazmi Setiadi di Pekanbaru, Jumat (8/5/2015).

Dia menegaskan tanaman sawit harus jauh dari sungai, minimal jaraknya 100 meter. Selain itu, meskipun jarang ada sungai besar di dalam Hak Guna Usaha perkebunan sawit, dia juga mengingatkan untuk tidak menimbun anak sungai.

Ketua Komisi A DPRD Riau ini juga mengingatkan agar limbah perusahaan tidak dibuang ke sungai. Tiak hanya itu, "Line Application" atau kolam limbah harus dibuat dengan sempurna agar tidak melimpah ke lahan apalagi ke sungai terutama pada saat musim hujan.

"Itu harus sebulan sekali dicek, sesuai dengan peraturan daerah tentang lingkungan," ucapnya.

Hal tersebut diampaikan Politisi PAN ini saat rapat dengar pendapat dengan perusahaan sawit PT Buana Wira Lestari. Direktur Utamanya, Fransiskus mengatakan tidak menimbun anak sungai yang ada di perkebunannya dan untuk kolam limbah juga tidak melimpah ke Sungai Tapung yang berada di dekatnya.

"Limbahnya ke kolam seluas 400 hektare untuk satu pabrik. Itu aman dan tidak akan masuk sungai," jawabnya.

Dia menjelaskan sebelumnya perkebunan dia di Kabupaten Kampar semua dengan empat izin hak guna usaha (HGU) dan hak guna bangunan (HGB) untuk pabrik. Luasnya 12.650 hektare (ha) terletak di Desa Kijang, Kecamatan Tapung, Kampar.

Perkebunan dikelola dengan 10 ribu ha diantaranya adalah plasma yang dihuni sekitar empat ribu kepala keluarga. Setiap satu ha mengahsilkan 25-28 ton per tahun, sedangkan pabrik izinnya berkapasitas 60 ton per jam.

"Crude Palm Oil per tahunnya kira-kira 50 ribu ton satu pabrik," sebutnya.

Perusahaan dibawah Grup Sinar Mas ini hadir bersama enam PT lainnya. Lima perusahaan diantaranya, dirutnya juga Fransiskus yakni PT Bumi Palma Lestari Persada, Ivo Mas Tunggal, Ramajaya Pramukti, Mega Nusa Inti Sawit, dan Dami Mas Sejahtera.

Pansus sendiri yang diketuai Suhardiman Amby menyatakan tidak percaya begitu saja dengan hal itu. Seterusnya pansus akan mendatangi langsung area perkebunan.

Editor Brury MP sumber antarariau


Loading...
BERITA LAINNYA