Gagasanriau.com Pekanbaru - Pengguna jejaring sosial Facebook mengutuk keras manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad Pekanbaru karena dinilai lalai dan bertanggungjawab atas tewasnya Sugiono 47tahun korban penembakan oleh komplotan perampok di Kabupaten Indragiri Hulu.
berawal dari postingan berita oleh Gagasanriau.com tentang alasan yang disampaikan oleh Dirut RSUD Arifin Ahmad dr Nuzelly Husnedi Jumat (10/07/2015) yang menyatakan bahwa tewasnya Sugiono sudah sesuai dengan prosedur penindakan medisnya, hingga tidak ada kesalahan pihak rumah sakit.
Kontan hal ini membuat para nitizen menanggapi miring pernyataan dr Nuzelly Husnedi, yang dinilai tidak memiliki rasa kemanusian terhadap tewasnya nyawa manusia.
"Kalau gak salah salah ngp dia harus mati.sudah 1 malam d rumah sakit kok tidak d tangani"tulis Sri Hariani dalam postingan berita tersebut. "Keterlaluan bener emang ... urusan mati emg udah takdir kita masing2 .. tp membiarkan smp semalaman ga d ambil tindakan, bener2 keterlaluan, apapun alasannya .. semoga Allah mengampunidosa almarhum dan memberi hidayah kepada yg tdk memiliki hati nurani"ditulis oleh Evie Varyani.
"Pecat direktur RSUD, sebagai tanggung jawab sebagai pemimpin"tulis Eka Mustakim. "Kita tahu bahwasannya playanan dan fasilitas yang kita dapatkan d rs pemerintah tdk efektif.. Seakan kita datang ke rs odang miskin.. Prawatnya pada sok sibuk dan cuek.. Dokter lamban menangani Bagaimana indonesia mau maju.. Slalu mematokkan visi "Gak ada uang g jalan "ditambahkan oleh Efri Hardiannursyah.
Sebelumnya Dirut RSUD berdalih bahwa tewasnya Sugiono sudah sesuai dengan prosedur.
Hal ini dikatakan oleh Direktur Utama RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly Husnedi, dimana dikatakannya, tim medis sudah melakukan penanganan medis salah satunya dilakukan observasi, dan setelah dilakukan observasi menunggu dulu sebelum dilakukan operasi untuk mengeluarkan proyektil peluru di perut Sugiono.
“Dari tindakan observasi ini, paginya pengeluaran peluru di tubuh pasien akan dilakukan karena diperhitungkan keadaan luka sudah aman untuk dioperasi,” kata dr Nuzelly Husnedi yang dilansir dari tribunpekanbaru.
Sugiono ditembak perampok yang diperkirakan berjumlah dua orang pada Rabu siang sekitar pukul 12.10 WIB, saat hendak membayarkan uang pembelian karet ke sejumlah petani di Dusun Sibabat Satu dan Dusun Sibabat Dua, Kecamatan Sebrida, Inhu.
Ia coba mempertahankan tas berisi uang Rp 110 juta, tapi itu berakibat fatal karena perampok kemudian menembaknya di pinggang.
Reporter Arif Wahyudi