"Rumah Situs Bung Karno" Diiklankan di Internet Rp 29,4 Miliar

Selasa, 16 Juli 2013 - 19:38:40 wib | Dibaca: 2400 kali 

[caption id="attachment_3181" align="alignleft" width="300"]Sebuah rumah yang disebut pernah menjadi hunian Bung Karno semasa Perang Kemerdekaan di Republik Indonesia, dipasarkan melalui internet dengan harga Rp 29.491.000.000. | BNJ/KOMPAS.COM Sebuah rumah yang disebut pernah menjadi hunian Bung Karno semasa Perang Kemerdekaan di Republik Indonesia, dipasarkan melalui internet dengan harga Rp 29.491.000.000. | BNJ/KOMPAS.COM[/caption]

gagasanriau.com -Sebuah rumah yang disebut pernah menjadi hunian Bung Karno semasa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia, dipasarkan melalui internet dengan harga Rp 29.491.000.000. Dari informasi di milis peranakantionghoa disebutkan link iklan penjualan rumah Bung Karno tersebut dapat ditemukan di: http://properti.tokobagus.com/rumah/rumah-tanah-bersejarah-bung-karno-25823582.html Joe Marbun yang mengirimkan surat elektronik mengatakan, sangat Ironis ketika Presiden Soekarno pernah mengatakan: "JASMERAH", JAngan Sekali-kali MElupakan SejaRah. "Namun justru peristiwa ironi terjadi di Kota Yogyakarta, Rumah di Jalan Patang Puluhan Nomor 22, Yogyakarta, milik seorang mantan Dosen Teknik UGM, Prof. Ir. Purbodiningrat yang pernah digunakan oleh Presiden Ir. Soekarno sebagai tempat persembunyian dari Agresi Militer Belanda I, akan dijual oleh pemiliknya," ungkap Joe dalam surelnya. Adakah kita masih peduli?  E-mail tersebut juga dikirimkan ke milis [email protected]. Dalam situs tempat iklan tersebut ditampilkan disebutkan sebagai berikut: Dijual rumah & tanah bersejarah Bung Karno, luas tanah 4213 m, lebar depan 70 m, luas bangunan kurang lebih 500 m, SHM (Sertifikat Hak Milik), sejarahnya rumah tersebut pernah dijadikan Istana Presiden Darurat Sukarno sewaktu agresi militer Belanda di Yogyakarta antara tahun 1947-1948. Sumber informasi atas rumah tersebut terdapat dalam buku, "Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967," karangan H Mangil Martowidjojo, penerbit Grasindo, Jakarta, 1999. Mangil Martowidjojo, “Kepergian Seorang Di Belakang Bung Karno” (Kompas 30 Januari 1993) dan "Serangan Fajar Payakumbuh" oleh Emil Salim, (Kompas, 3 Feb 2003). (Iwan Santosa)

sumber kompas.com


Loading...
BERITA LAINNYA