Vaksin Palsu Kesalahan BPOM, Masyarakat Diminta Jangan Hakimi Dokter

Ahad, 17 Juli 2016 - 12:21:44 wib | Dibaca: 25957 kali 
Vaksin Palsu Kesalahan BPOM, Masyarakat Diminta Jangan Hakimi Dokter

GagasanRiau.Com Pekanbaru - Kalangan dokter merasa ada yang salah dalam penafsiran terkait kasus vaksin palsu di pandangan masyarakat. Dan kesalahan persepsi ini memicu terjadinya aksi kekerasan terhadap tenaga medis ini. Terkait aman nya kondisi obat yang digunakan lebih memiliki peran adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam hal ini.

"Yang harus juga dimintai pertanggungjawaban dari merebaknya vaksin palsu yang sudah sekitar 13 tahun di republik ini tentunya adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Karena secara tanggungjawab kinerja dan moral merekalah yang paling berwenang dalam hal pengawasan obat dan sejenisnya, mulai dari tahapan produksi, distribusi dan penggunaannya di masyarakat. Semoga Presiden segera melakukan restrukturisasi dan pembenahan internal dari badan ini" ungkap aktifis dokter James Allan Rarung kepada GagasanRiau.Com Sabtu (16/6/2016) melalui pesan elektroniknya.

Ditambahkan olehnya lagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia juga harus melakukan pembenahan dan pengawasan yang ketat dalam hal pengadaan, penyimpanan dan penggunaan obat di RS, klinik dan praktek dokter mandiri. Karena katanya lagi, Kemenkes dan Dinas Kesehatan di daerah juga memiliki tanggungjawab ini.

"Masyarakat juga harus menyingkapi hal ini dengan jernih dan tidak boleh membabi buta. Janganlah langsung menyalahkan semua dokter di RS atau klinik yang terduga menggunakan vaksin palsu. Karena dalam situasi ini, selain ada oknum dokter yang menjadi tersangka, akan tetapi banyak juga dokter yang termasuk korban dalam peredaran vaksin palsu ini" papar James Dokter asal Manado ini.

Para dokter yang meresepkan vaksin ini, dikatakan James, tentunya tidak tahu menahu dengan pengadaan vaksin palsu tersebut, karena memang bukanlah tugas mereka untuk melakukan hal ini. Jika ada dokter yang terlibat, tentunya oknum tersebut adalah yang terlibat dalam proses pengadaan ataupun yang dengan sengaja membeli vaksin palsu ini.

"Sehingga dengan demikian sangatlah jelas bahwa dalam kasus ini, lebih banyak dokter yang menjadi korban dibandingkan dengan beberapa oknum yang diduga terlibat jaringan vaksin palsu ini" ujarnya.

"Saya yakin dan percaya Pemerintah akan menemukan jalan keluar yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan ini, serta ke depannya akan melakukan tindakan perlindungan yang makin baik bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu kita semua harus ikut terlibat membantu terlaksananya hal ini, karena tanpa peran serta aktif dari seluruh komponen masyarakat, semua usaha ini tidak akan dapat terwujud dengan cepat dan baik" tukasnya.

Editor Arif Wahyudi


Loading...
BERITA LAINNYA