Kecemasan Juga Merebak di Inhil Ada Vaksin Palsu

Senin, 18 Juli 2016 - 20:21:41 wib | Dibaca: 3489 kali 
Kecemasan Juga Merebak di Inhil Ada Vaksin Palsu

GagasanRiau.Com Tembilahan - Akhir-akhir ini  pemberitaan di media Nasional baik dari televisi maupun media elektronik dihebohkan mengenai Vaksin Palsu yang tersebar disejumlah Rumah Sakit di Indonesia.

Dengan Hebohnya pemberitaan tersebut, seperti dilansir dari Riaubook.com, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) menyatakan Vaksin dan obat-obatan palsu belum ada ditemui di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

"Saat ini kita belum ada dapat informasi dari masyarakat terhadap Vaksi dan obat-obatan palsu di Inhil, terlebih lagi seluruh Rumah Sakit yang ada di pusat Kota Tembilahan dan yang berada di daerah," kata Kadinkes Zainal Arifin melalui sambungan seluler, Jum'at (15/7/) kemarin.

Pernyataan Kadinkes tersebut tentu saja menjadi pertanyaan besar bagi kita. Bagai mana tidak, praktik pembuatan vaksin palsu itu disebut-sebut telah berlangsung selama 13 tahun lalu.

Seperti dilansir dari Tempo.co, pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa dugaan vaksin palsu telah  menyebar ke 32 provinsi. Dugaan penyebaran ke 32 provinsi itu karena ada kecurigaan vaksin-vaksin yang beredar dari sumber tak resmi dan berpotensi dipalsukan saat pihak BPOM mengambil sampel vaksin dari daerah tersebut.

Hingga saat ini, sudah ditemukan 37 fasilitas pelayanan kesehatan di sembilan provinsi yang membeli vaksin dari distributor tidak resmi.

Sembilan provinsi yang dimaksudkan adalah Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau.

Sementara itu, Ketua Komisi IV H Adriyanto legislator asal ini juga mengaku risau dengan kesehatan masyarakat Inhil. Sebab, untuk saat ini, masyarakat sudah diresahkan dengan kabar yang sedang maraknya masalah vaksin palsu.

"Kita juga merasa was-was dengan keadaan masyarakat kita, jikalah memang terbukti adanya valsin palsu, dinas terkait harus bertanggung jawab masalah ini. Sebab, merekalah yang mengawasi masalah kesehatan masyarakat," kata Andriyanto saat diwawancarai di Kantor DPRD Inhil Jalan Soebrantas Tembilahan, Senin (18/7/2016) sore.

Dikatakan Adriyanto lagi, pihaknya juga tidak percaya jika vaksin palsu benar-benar tidak ada masuk ke Inhil. Sebab, Riau diduga salah satu daerah masuknya vaksin palsu.

"Kita minta kepada dinas terkait, jangan hanya bicara diatas kertas saja. Kita berharap bener-bener lakukan penyelidikan ke seluruh apotek, puskesmas, rumah sakit, serta praktek dokter. Nanti kita akan meminta data akurat dari dinas terkait," pintanya.

Terakhir, ia menegaskan, jika memang terbukti adanya Vaksin palsu, pihaknya akan menuntut dinas terkait, serta pihak kepolisian Inhil. Sebab, ini sudah menyangkut kesehatan serta nyawa masyarakat

Untuk diketahui, seperti dilansir dari Kompas.com. Menurut pihak medis Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc-VPCD, resiko mengkonsumsi vaksin palsu, tubuh pasien tidak akan mendapat efek perlindungan sistem kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.

Risiko terberat adalah anak terkena infeksi. Sebab, proses pembuatan vaksin palsu tidak steril dan bisa tercemar banyak kuman.

Gejala infeksi tersebut antara lain demam tinggi disertai laju nadi cepat, sesak napas, dan anak sulit makan. Jika terakhir kali vaksinasi pada dua minggu lalu dan tidak muncul gejala tersebut, kemungkinan besar anak tidak terkena infeksi.

Reporter Daud M Nur


Loading...
BERITA LAINNYA