Kasus Pengrusakan di Kecamatan Payung Sekaki Ditetapkan 4 TSK

Aparat Polsek Payung Sekaki Dilaporkan ke Propam Polresta Pekanbaru

Rabu, 17 Mei 2017 - 15:47:10 wib | Dibaca: 3890 kali 
Aparat Polsek Payung Sekaki Dilaporkan ke Propam Polresta Pekanbaru
Kuasa Hukum Worth Simare Mare saat mendampingi klien nya melaporkan ke Propam Polresta Pekanbaru

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Kent Worth Simare Mare, warga Jalan Air Hitam Kelurahan Sungai Sibam Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru, yang jadi korban aksi teror dan pengrusakan, Selasa (16/05/17) petang, akhirnya melaporkan oknum Bhabinkamtibas Polsek Payung Sekaki berinisial Brigadir LD ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polresta Pekanbaru.

Dalam laporannya bernomor STPL/01/V/2017/Propam, Kent yang didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Tuah Negeri Nusantara menyatakan bahwa saat kejadian Brigadir LD berada ditempat dan tak mengambil tindakan apapun terhadap aksi teror dan pengrusakan tersebut.

"Dari keterangan korban, saat kejadian Terlapor tidak ada upaya menghentikan aksi teror para pelaku, justru menyuruh agar korban pindah dari tempat tinggalnya yang dirusak oleh. Bahkan, korban mengaku dibentak oleh Brigadir LD," ungkap Dedi Harianto Kuasa Hukum Kent dari LBH Tuah Negeri Nusantara, Selasa sore.

Pasalnya, akibat kejadian ini, tak hanya rumah korban yang rusak, anak-anak korban yang masih kecil mengalami trauma.

"Dari hasil pemeriksaan oleh P2TPA (Pusat Pelayanan Terpatu Perempuan dan Anak, red), anak-anak ini positif mengalami trauma akibat kejadian itu. Pihak P2TPA juga ikut mendampingi korban melapor ke Propam," kata Dedi.

Dalam kasus ini, Dedi menyayangkan sikap Polsek Payung Sekaki yang terkesan menutup-nutupi proses hukum terhadap laporan korban.

"Kita coba hubungi, pihak Polsek ngaku masih mendalami. Kita inginkan kepastian hukum, sudah satu bulan lebih. Apa hasil gelar perkara dan siapa tersangka pun kami tak tahu. Rumah rusak dan anak korban trauma sudah jelas, tapi kok pelaku yang sudah diketahui tak ditangkap," tegas Dedi.

Terpisah, dihadapan Kapolsek Payung Sekaki AKP Benny Syah, penyidik menyatakan bahwa pihaknya telah menetapkan empat orang tersangka. Sayangnya, inisial keempat tersangka tersebut tidak dirinci lebih jelas.

"Sudah ada tersangkanya, 4 orang," kata Fitri dihadapan Kapolsek saat ditemui wartawan di Mapolsek.

Soal belum adanya penahanan para tersangka, Fitri berasalan menunggu keputusan pimpinan.

Terkait keterlibatan oknum Bhabinkamtibmas Brigadir LD tersebut, Fitri menyatakan bahwa telah LD mengakui dirinya melihat tindak pidana tersebut. Namun, Ia telah berusaha menghentikan.

"Benar, oknum Bhabinkamtibmas melihatnya. Tapi, bukan tak ada dia melakukan upaya pencegahan. Situasi cukup ramai dan dia kesulitan menjadi penengah," katanya.

Fitri menyatakan, pihaknya akan tetap melanjutkan proses hukum kasus ini.

Sebelumnya diberitakan, Kent Wort pada Sabtu (08/04/17) malam, tak menyangka rumahnya bakal serang oleh sekelompok orang yang merupakan tetangganya sendiri.

Rumah yang terbuat dari kayu itu, akhirnya jebol dan tak mampu melindungi tiga orang anak Kent yang berada di dalam dengan rasa penuh ketakutan.

Penyerangan terjadi saat Ia dan istrinya membawa anak bungsunya berobat. Sepulangnya ke rumah, Ia kaget mendapat rumahnya dikerumuni sekelompok orang dengan membawa senjata tajam dan benda tumpul.

Ia mencoba melindungi anak-anaknya di rumah miliknya yang didirikan di atas tanah yang telah disewanya sejak tahun 2012 itu.

"Bakar...!!! Bakar..!!!, itu kata mereka (pelaku, red) malam itu sambil merusak rumah saya dengan beringas. Ada sekitar tujuh orang. Saya coba menghalangi, namun tak berdaya,” ungkap Kent usai menanyakan perkembangan laporannya terkait kejadian itu di Maposek Payung Sekaki, Sabtu (22/04/17).

Ia sempat mengadu ke Brigadir LD, namun sepertinya sia-sia. DS tak bergeming bahkan sedikitpun tak mencoba menghentikan aksi itu.‎ Aksi teror dan pengrusakan rumah itu tetap berlanjut.

Papan dinding rumah dijebol paksa, pintu dirusak, dan perabotan rumah dihancurkan. Tak seorang pun menghentikan kejadian itu termasuk Polisi. Anak-anaknya, hanya bisa terdiam ketakutan dan menangis bahkan sempat diancam akan dibunuh oleh salah satu pelaku.

"Usai kejadian, malam itu juga, Kent mendatangi Mapolsek Payung Sekaki, namun laporannya ditolak. Korban mengaku pihak Polsek justru mengancam agar tak sembarang membuat laporan. Padahal, dia ini adalah korban," kata Dedi dari LBH Tuah Negeri Nusantara beberapa waktu lalu.

Akhirnya dengan sedih dan hampa, Kent pulang. Keesokan harinya, lanjut Dedi, korban mencoba melapor lagi. Namun, lagi-lagi tak ditanggapi. Hari ketiga, baru laporannya diterima.

Ternyata hal itu isapan jempol. Laporan tak kunjung diproses bahkan petugas tak mendatangi TKP untuk mengambil barang bukti.

Akhirnya Kent meminta bantuan hukum ke LBH Tuah Negeri Nusantara pada tanggal 20 April 2017. Kerusakan terhadap rumah Ken Worth, kata Dedi, belum diperbaiki sehingga bukti pengrusakan masih dapat dilihat. Hal ini juga diperlihatkan ke Kepolisian.

Diungkapkan Dedi, pihaknya sudah mengetahui pemicu masalah ini. Bahkan, adik Kent bernama Roland sudah ditahan terkait aksi perkelahian terhadap keluarga para penyerang rumahnya.

Roland, lanjut Dedi, sudah diproses secara hukum dan Kent sangat menghormati dan tak mencampuri proses hukum.

"Tapi, kok Babinkamtibmas malah membiarkan aksi teror dan tindak pidana pengrusakan apalagi di depan anak kecil? Kita minta Polisi adil dan tangkap para pelaku," tutup Dedi kala itu.

Editor Ady Kuswanto


Loading...
BERITA LAINNYA