Tokoh Batak Ini Nilai Andi Rachman Pemimpin Ideal, Tak 'Grusa-grusu'

Sabtu, 03 Februari 2018 - 23:12:47 wib | Dibaca: 2641 kali 
Tokoh Batak Ini Nilai Andi Rachman Pemimpin Ideal, Tak 'Grusa-grusu'

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Tokoh Batak Riau, Dr Arifin Bantu Purba SH MH, menilai Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA sebagai tipikal pemimpin yang baik, yang diyakini akan mampu menjawab tantangan kekinian dan masa mendatang Provinsi Riau yang akan semakin berat di berbagai sektor, terutama di bidang perekonomian.
 
“Beliau sangat hati-hati dalam mengambil keputusan, terutama dimaksudkan agar setiap keputusan dan kebijakan yang ditelurkan tetap berlandaskan dengan aturan yang ada,” tambah Purba, yang tidak menampik soal munculnya sikap sementara kalangan di daerah ini yang menyesalkan sikap kehati-hatian tokoh akrab dipanggil Andi Rachman itu dalam memimpin Riau. 
 
“Ya, silakan saja (penilaian seperti itu), karena yang pasti Pak Andi Rachman tentu punya dasar dengan sikap kepemimpinan yang ia pilih,” tambah mantan anggota DPRD Provinsi Riau ini.
 
Advokat senior ini ditanya menyusul keputusan Andi Rachman yang menyatakan maju lagi di ajang Pemilihan Gubernur Riau 2018. Diusung Partai Golkar, PDI Perjuangan, dan Hanura, Andi Rachman yang membidik kursi Gubernur Riau periode 2019-2024 berpasangan dengan H Suyatno AMP, Bupati Rokan Hilir, untuk posisi bakal calon Wakil gubernur Riau. 
 
Bagi AB Purba, sikap kehati-hatian telah mendatangkan nilai lebih tersendiri kepemimpinan Andi Rachman sebagai gubernur di Riau. Antara lain, terang Purba, setakat ini Andi Rachman bisa dikatakan sebagai pemimpin yang bersih, dan tidak terlibat dalam kasus dugaan korupsi. 
 
“Makanya saya berani menyatakan sejauh ini Pak Andi Rachman sebagai pemimpin yang bagus, bersih, dan tidak korupsi,” tandas mantan Ketua Umum Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) ini. “Pak Andi Rachman itu bukan tipikal pemimpin yang grusa-grusu (terburu-buru dan tidak berpikir panjang dalam menyi­kapi sesuatu, red),'' ia menambahkan. 
 
Setiap keputusan dan kebijakan yang diambil, tambah AB Purba, apalagi yang terkait langsung dengan kepentingan daerah dan masyarakat banyak yang dipimpin, dilakukan dengan sangat hati-hati. “Dan yang sangat penting adalah selalu taat asas, karena senantiasa merujuk aturan main yang berlaku,” sebutnya. 
 
Dalam pandangannya, sikap sangat hati-hati yang diperlihatkan Andi Rachman selama menjadi Gubernur Riau dimanfaatkan oleh sementara kalangan tertentu untuk tujuan dengan perspektif pendek dan dangkal. “Di dunia politik ini lumrah terjadi,” katanya, mengingatkan. Kendati demikian, dia berharap kalau kelak Andi Rachman dipercaya kembali untuk memimpin Riau, diminta agar lebih responsif dari yang diperlihatkan selama ini.
 
Sebab, menurut AB Purba, terdapat banyak cara masyarakat dalam menilai pemimpin, yang kebanyakan didasarkan pada kepentingan atau interest, baik pribadi maupun golongan. Ia juga tidak menutup mata ada kalangan yang berpandangan serba instan dalam memimpin. “Semuanya sah-sah saja, tinggal lagi bagaimana kita menyikapi kondisi dan dinamika yang ada,” bebernya.
 
Terlepas dari sikap kepemimpinan, menurut AB Purba, keberadaan Andi Rachman di puncak kepemimpinan di Provinsi Riau juga dinilai telah mendatangkan sejumlah nilai tambah berarti bagi daerah ini. AB Purba merujuk data yang ia peroleh dari sebuah sumber terpercaya, menyebut soal angka kemiskinan di Riau, yang sejak beberapa tahun belakangan mengalami penurunan yang cukup signifikan. “(Penurunan angka kemiskinan) ini sebuah indikator keberhasilan seorang pemimpin,” katanya. 
 
Dijelaskan AB Purba, di tengah kondisi pereknomian yang makin berat, baik di tingkat lokal, regional maupun nasional, berhasilnya sebuah daerah menekan angka kemiskinan bisa dikatakan sebagai sebuah prestasi yang pantas dibanggakan. “Pak Andi Rachman membuktikan mampu untuk itu,” tambahnya.
 
Seiring dengan penurunan angka kemiskinan, menurut AB Purba, Riau di zaman kepemimpinan Gubernur Andi Rachman juga mampu mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, jauh meninggalkan sejumlah daerah lainnya, terutama di Pulau Sumatera. “Dan mohon dicatat,  laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu terjadi di tengah kondisi perekonomian yang belum begitu membaik,” pungkasnya. (rilis)

Loading...
BERITA LAINNYA