GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN-Tim terpadu penyelamat harimau sumatera terus berupaya menangkap harimau sumatera bernama Bonita yang menerkam dua orang warga di wilayah Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Meski sebelumnya Bonita sudah ditembak obat bius, tetapi dia belum bereaksi secara maksimal. Bonita kembali berdiri setelah tumbang lebih kurang tiga jam.
Oleh karena itu, pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam ( BBKSDA) Riau menambah obat bius. ''Obat bius sudah kami kirim hari ini ke Estate Eboni Kecamatan Pelangiran,'' ujar Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Minggu (18/3/2018).
Dia mengaku, berdasarkan laporan tim di lapangan, untuk saat ini tidak perlu dilakukan penambahan jumlah personel. Sebab, apabila personel di lokasi terlalu ramai, kata Suharyono, akan membuat Bonita semakin panik.
''Semakin banyak orang yang bergerak di lapangan akan semakin tidak efektif dalam situasi saat ini,'' kata Suharyono.
Dia mengatakan, saat ini personel di lapangan terbagi menjadi tiga tim yang terus memantau pergerakan Bonita. Selain itu, lanjut Suharyono, pihaknya juga akan menambah alat penerangan, seperti senter, untuk pergerakan personel pada malam hari.
''Kami usahakan penambahan lampu sorot karena di lapangan sangat gelap,'' ucapnya. Dia berharap petugas di lapangan terus semangat dan diberikan kekuatan dalam melakukan penyelamatan Bonita.
Sebelumnya, harimau sumatera yang memangsa Jumiati dan Yusri sudah dilakukan penembakan pada Jumat (16/3/2018) malam. Namun, petugas belum sempat mengevakuasi sehingga Bonita kembali berdiri dan hilang jejak.
Kini, tim terus berupaya mencari keberadaan Bonita. Sebagaimana diketahui, Bonita pertama kali menerkam Jumiati pada 3 Januari 2018. Karyawan perusahaan itu ditemukan tewas mengenaskan. Lalu, pada Sabtu (10/3/2018), Bonita menerkam Yusri Effendi. Pekerja bangunan rumah sarang walet itu juga ditemukan tewas mengenaskan dengan luka di bagian leher. Upaya penyelamatan Bonita telah dilakukan lebih dari dua bulan, tetapi belum membuahkan hasil.***