Ketua MPR Sesalkan Ikrar "Tobat" untuk Warga Syiah

Selasa, 13 Agustus 2013 - 07:33:38 wib | Dibaca: 2237 kali 

025205520130704-173843780x390gagasanriau.com ,Jakarta-Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Sidarto Danusubroto, menyesalkan pemaksaan ikrar "tobat" kepada para pengungsi Syiah. Ia berharap warga Syiah yang mengungsi dapat kembali ke kampung halamannya di Sampang, Jawa Timur, tanpa syarat apapun. "Bagaimana orang lahir di situ hak-haknya dicabut dan disuruh pindah? Itu kurang manusiawi. Ya mereka harus kembali tanpa syarat apa pun," ujar Sidarto pada Selasa (13/8/2013) di Kompleks Parlemen, Jakarta. Sidarto juga mengatakan, Undang Undang Dasar 1945 Ayat 28 dan 29, Undang Undang HAM, dan Undang Undang tentang Konvensi Hak Sipil dan Politik yang diratifikasi jelas mengatur pentingnya menghormati keyakinan antarumat beragama. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia (YLBHU) Hertasning Ichlas alias Herta mengungkapkan, warga Syiah di Sampang dipaksa oleh para pejabat pemerintah dan kepolisian setempat untuk menandatangani ikrar. Ikrar tersebut berisi 9 poin yang intinya menganggap ajaran Tajul Muluk sesat dan harus kembali ke Ahlus Sunnah. Sebagian besar pengungsi akhirnya terpaksa menandatangani itu karena keamanannya terancam tidak dilindungi aparat. Adapun konflik Syiah dan Sunni di Sampang, Jawa Timur, bermula dari konflik internal keluarga antara pimpinan Islam Syiah, Tajul Muluk, dan saudaranya, Rois Al Hukama. Pada Agustus 2012, perkampungan pengikut aliran Islam Syiah di Desa Karang Gayam (Kecamatan Omben) dan Desa Bluran (Kecamatan Karangpenang) diserang kelompok bersenjata dan menyebabkan satu orang tewas serta enam orang lainnya luka-luka. Hingga pada Juni 2013, para pengungsi korban tragedi kemanusiaan di Sampang itu akhirnya terpaksa dipindah dengan alasan keamanan dan kehidupan yang lebih layak di lokasi pengungsian. Penulis :  Ariane Meida Kompas.com

Loading...
BERITA LAINNYA