GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Menatap tahun politik 2019, dan juga mendukung suksesnya pesta demokrasi Pileg dan Pilpres, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) organisasi sayap PDI Perjuangan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Hoax.
"Satgas Hoax akan membantu pemerintah dan menjalin komunikasi dengan pihak kepolisian untuk menindaklanjuti temuan yang dianggap meresahkan masyarakat" kata Komandan Satgas Hoax Febri Al Hadi Jumat pagi (12/10/2018).
Satgas Hoax ini juga terang Febri akan mengajak komponen masyarakat untuk sama-sama mengawasi dan memantau penyebaran informasi bohong. "Selain itu juga kita akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak mudah terpancing dengan berita-berita atau informasi yang belum jelas kebenarannya" kata Febri yang juga Ketua DPC Repdem Kabupaten Siak ini.
Penyebaran berita, informasi bohong di berbagai media, baik Media Sosial (Medsos) menurut Febri harus diwaspadai sejak dini, karena katanya lagi belajar dari pengalaman oknum-oknum tertentu akan menggunakan cara-cara kotor ini untuk mendapatkan keuntungan dari cara penyebaran kabar bohong tersebut.
Febri Al Hadi yang juga aktif di kegiatan Pramuka Kabupaten Siak ini juga mengaku aktif memberikan sosialisasi kepada kalangan muda untuk sama-sama memerangi penyebaran berita bohong alias hoaks ini.
"Penyebaran hoaks untuk tujuan tertentu ini sangat keji, dan kejahatan yang harus dilawan oleh semua kalangan, semua lapisan, cara-cara kotor ini sama jahatnya dengan ajaran sesat, teroris, layaknya ajaran komunisme, dan organisasi PKI kita harus bumihanguskan di Bumi Indonesia ini" tegas Febri.
Dalam Satgas Hoax ini, diterangkan Febri, Repdem Riau selain melibatkan seluruh kadernya juga akan melibatkan sukarelawan dari kalangan pelajar dan pemuda untuk bersama-sama memerangi penyebaran berita bohong ini.
"Nantinya kita juga akan melakukan komunikasi dengan pihak kepolisian, agar bisa sejalan," ujarnya.
Selain melawan penyebaran berita bohong, Febri juga mengungkapkan Satgas Hoax juga akan melakukan pemantauan di berbagai media yang mengandung ujaran kebencian, fitnah, serta melakukan kajian hukum untuk diproses oleh penegak hukum.
"Pesta demokrasi ini harus bersih, harus beradab, agar pemimpin yang terpilih kedepan dari proses demokrasi yang sehat, berkeadaban, bukan dengan cara barbar, dan yang paling penting prosesnya demokratis" tutup Febri.