Pemkab Pelalawan Kembangkan Destinasi Wisata Lokal Danau Tajwid

Senin, 10 Desember 2018 - 12:26:18 wib | Dibaca: 4039 kali 
Pemkab Pelalawan Kembangkan Destinasi Wisata Lokal Danau Tajwid
Bupati HM Harris saat menghadiri Grand opening Danau Tajwid Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan

GAGASANRIAU.COM, PANGKALANKERINCI - Danau Tajwdi yang terletak bagian selatan Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan mulai menarik perhatian banyak orang. Di sana, mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan alam yang indah. Dimana banyak pohon besar dan tinggi, tempat monyet dan binatang lain bergelantungan. Setelah sampai di lokais Danau Kajuik, akases jalan sudah terhubung dan bisa dilewati mobil maupun sepeda motor. Danau yang terhampar ditengah menjadi daya tarik tersendiri. 
 
Apalagi saat ini, di lokasi tersebut kini memiliki kawasan bermain dimana telah terpancang kokoh wahana Flying Fox setinggi hampir 30 meter yang menakjubkan. Selain Flying Fox, wahana permainan lain yang bisa dinikmati yakni Flying Fish ditengah danau.
 
"Kalau Flying Fox ini panjangnya sekitar 230 meter ke ujung sana," kata pengelola Danau Kajuik, Bhaktiar Ismail.
 
Untuk Flying Fish juga sudah bisa dinikmati. Sampan karet yang dibentuk sedemian rupa untuk dinaiki empat orang, sama seperti di lokasi wisata lainnya. Bentuknya mirip Banana Boat apabila digabung tiga unit dengan penampang dibagian depan dan samping kiri-kanannya.
 

 
Flyng Fish dimainkan dengan bantuan speedboat sedang untuk menarik dan memainkan irama sesuai dengan ayunan spedd. Saat  berkesempatan menjajal wahana di atas air ini bersama tiga orang lainnya. Setelah menggunakan pelampung sebagai safety, pemain digiring ke atas perahu karet tak bermesin itu.
 
Pemain duduk layaknya menunggang kuda dengan memegang handle tali yang sudah ada di bagian depan, dengan formasi dua orang di bagian tengah dan masing-masing satu orang di samping kiri maupun kanan. Saat duduk di bagian tengah depan yang berhadapan langsung ke arah depan. Menggunakan tali khususnya, ujungnya diikat ke speedboat dan ujung lainnya dikaitan ke Flying Fish. 
 
Adrenalin semakin terpacu di kala speed diolengkan ke kanan dan ke kiri, serta gasnya dikejutkan. Tubuh seakan terbanting dan terlempar ke danau. Di saat berbelok, ke miring hampir mendekati 90 derajat dimana percikan air semakin membahasai kaki dan badan.
 
Kapten speed mengitari danau dengan hentakan gas dan manuver beragam, membuat pemain Flying Fish semakin berteiak kencang dan jantung dipompa semakin kuat. Pada putaran kedua, pemain yang dibelah kiri, sebelumnya memberikan peringatan, terlempar ke air lantaran manuver ke kiri.
 
Bupati Pelalawan HM Harris menuturkan, selain kedua wahana itu para pengelola, termasuk dirinya, akan membangun 20 lebih wahan lain diatas lahan danau seluas 21 hektar itu. Berbagai permainan dari lokasi wisata akan diserap dan dioperasikan di Danau Kajuik.
 
Investasi dana telah disiapkan secara berangsur untuk menyulap Danau Kajuik menjadi lokasi wisata yang menarik wisatawan dari dalam dan luar Pelalawan. Ia yakin Danau Kajuik akan berkembang apabila warga setempat ikut mendorong dan membangun serta peduli.
 
Pemda Pelalawan juga sudah menunjukan keseriusannya dalam mengembangkan wisata itu. Dengan membangunan beberapa gazebo, kamar mandi, serta tempat santai ditepi danau. Kedepan infrastruktur lain akan ditambah sesuai kebutuhan. 
 
Daya tarik dan eksotisme alam yang ditampilkan Danau Kajuik kini memang tak bisa dipandang sebelah mata lagi. Apalagi saat ini di lokasi tersebut telah diresmikan berbagai kawasan bermain yang akan menambah dukungan dari potensi danau itu sendiri.

 
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan pariwisata Pemuda dan Olahraga (Budparpora) kabupaten Pelalawan Andi Yuliandri menyatakan bahwa saat ini Dinasnya sedang berupaya mengelolah kawasan Danau Kajuik di Langgam, dan saat ini sudah disiapkan juga Masterplan nya untuk melakukan pemetaan kawasan atau pembagian zona. Sebab setelah dilakukan Masterplan di kawasan Danau tersebut, terdapat pembagian zona diantaranya zona masuk kawasan ada dua titik diantaran lewat jalan Darat dan lewat jalur air yang masuk melalui anjungan ranah tanjung bunga via boat kecil.
 
 
 
"Selain itu juga ada Zona perikanan, di zona ini akan ditetapkan kawasannya di pulau yang ada ditengah danau, berupa home Stay, rumah makan dan kerambah ikan lokal. Selain itu juga masih didalam pulau, pihak Disbudparpora juga menetapkan di pulau tersebut masih masuk dalam kawasan zona hutan larangan yakni dilarang ada penumbangan atau yang sifatnya merusak hutan, dan terakhir ada zona Pertanian, zona ini nantinya dikelola oleh Dinas Pertanian dan Holtikultural yakni memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam bukan padi yang nantinya bisa dijual kepara pengunjung hasil panennya," jelasnya.
 
Walau baru dibuka dan baru diperkenalkan objek wisata baru Danau Kajuik di Langgam ini, diharapkan sesuai instruksi Bupati agar dapat ditangani secara maksimal oleh semua Dinas terkait sesuai tupoksinya, artinya untuk masalah Hutan yang ada dikawasan Dananu nantinya tidak akan di tumbang melainkan akan dirawat sehingga akan menjaga keasrian lokasi atau kawasan Danau Tajwid.
 

 
Sebagai bentuk kesiapan dalam mengelolah danau Kajuik tersebut, walau dengan dibiayai secara swadaya masyarakat namun setidaknya kedepan kegiatan pembangunannya bisa dianggarkan lewat APBD. Dan saat ini, potensi Danau Tajwid sendiri tengah dieksplore habis-habisan oleh masyarakat tanpa harus merubah bentuk aslinya. Artinya, di kawasan itu hanya boleh membangun jalan serta membangun home stay atau gazebo-gazebo yang bisa disewakan ke pengunjung  nantinya. Tak hanya itu, di kawasan hutan Danau Kajwid sendiri dilarang menumbang pohon yang ada sebab pohon-pohon yang ada sekarang rata-rata sudah berusia ratusan tahun dan ini nantinya bisa dimanfaatkan sebagai lokai outbond bagi yang berminat datang  kelokasi itu.
 
"Jadi, karena ini lahannya milik masyarakat adat Langgam, maka nantinya bukan tidak bisa dijadikan seperti di Bali, disana itu karena mereka kental dengan adatnya maka sitem pembagian hasil yang diterima dari sektor pariwisata berupa bagi hasil 60:40. Artinya 60 persen untuk pemerintah daerah dan 40 persennya masyarakat adat, dan jelas untuk hal semacam ini maka diatur untuk kewajiban pemerintah hanya memberikan dan membangunkan fasilitas infrastruktur jalan sedangkan untuk pembangunan di dalam kawasan wisata danau dilakukan oleh masyarakat adat seperti pembangunan arena bermain, tempat penginapan,serta fasilitas penunjang pencinta alam lainnya, sehingga jelas dengan begitu manfaat dari keberadaan objek wisata Danau Tajwid bisa dirasakan oleh masyarakat sektar," ungkapnya. 
 
Berkembangnya wisata Danau Tajwid di Kabupaten Pelalawan harus didukung sepenuhnya oleh masyarakat. Tak hanya masyarakat tempatan tapi juga seluruh elemen yang ada di daerah ini. Artinya, masyarakat, investor, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan bekerjasama untuk mempublikasikan lokasi wisata alternatif itu.
 
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pelalawan, Andi Yuliandri, sebenarnya Danau Kajuik merupakan milik masyarakat Langgam dan investor. Pemda hanya sebagai penyokong yang memberikan fasilitas sesuai kemampuan keuangan daerah. 
 
"Jadi tandanya kita mendukung pengembangan wisata di daerah ini, kita bangunkan gazebo, kamar mandi, memperbaiki jalan. Item-item sesuai kemampuan anggaranlah," ungkap Andi Yuliandri. 
 
Andi mengungkapkan, rencana pengembangan Danau Kajuik kedepan cukup besar. Selain wahana Flying Fox dan Flying Fish yang saat ini sudah ada, pengembang sedang membangan 30 item permainan outbond lainnya di atas lahan seluas 21 hektar itu. Fasilitas itu dapat dinikmati pengenjung beberapa bulan kedepan setelah diresmikan.
 
Untuk mempublikasikannya, kata Andi, masyarakat harus berperan paling aktif dan turut andil dalam mengembangkannya. Sehingga objek wisata Danau Kajuik dapat berkembang dan dikenal masyarakat luas di Provinsi Riau. 
 
Andi mencotohkan beberapa objek wisata di Kabupaten Kampar yang sekarang banyak menyedot perhatian dan dikunjungi masyarakat. Lantaran masyarakat setempat sangat antusias memperkenalkan objek wisata yang tengah dikelolahnya. Cara seperti itu harus diadopsi di Danau Tajwid, supaya bisa sukses seperti Ulu Kasok, Pantai Jering, Sungai Hijau, dan lain-lain.
 
"Kunci warga yang harus berperan paling besar. Kemudian investor mengimbangi dengan fasilitas. Pemda hadir dengan infrastruktur. Pasti berkembang," tandasnya.
 
Keinginan Pemerintah Kabupaten Pelalawan mengelola danau Tajwid yang terletak di Kecamatan Langgam menjadi salah satu objek wisata mendapat dukungan dari masayarakat adat setempat. Demikian disampaikan, Afrizal selaku Datuk Bertuah tokoh adat Kampung Langgam kepada.
 
"Secara prinsip, masyarakat Langgam merespon positif keinginan dari Pemda Pelalawan untuk mengelola danau tajwit dijadikan salah satu objek wisata," terang Afrizal.
 
Adanya keinginan Pemkab Pelalawan mengelola danau Kajuik ini, pihak adat masyarakat Langgam jelas Afrizal sudah melakukan pertemuan. Dalam pertemuan tersebut komponen masyarakat adat Langgam menyetujui, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu dicarikan jalan keluarnya.
 
Misalnya, sebut Afrizal yang juga anggota DPRD Pelalawan ini, mencarikan solusi mata pencarian yang selama ini bergantung pada danau tersebut oleh Pemkab Pelalawan. "Kami sangat setuju, program mulia ini, namun Pemkab harus memikirkan, mata pencarian bagi masyarakat. Sebab selama ini, mereka banyak yang bergantung hidup didanau ini mencari ikan," imbuhnya.
 
Jika program ini terealiasasi, dia mewakili masyarakat adat meminta ada pembagian porsi antara Pemkab dan masyarakat adat di Langgamnya. Misalnya, opsi pembagian itu, 60-40 persen. Dia meminta 40 persen dari pendapatan diperuntukan bagi masyarakat adat Langgam.
 
Sementara itu, Camat Langgam Syafaruddin yang sejak lebaran Idul Fitri terus melakukan pemantauan di lokasi wirasata tersebut mengaku ini menjadi potensi wisata terpendam yang selama ini belum begitu dimaksimalkan fungsinya.
 
"Kunjungan wisata lokal tahun ini ditaksir mencapai ribuan orang, mereka umumnya bersal dari dalam kabupaten sendiri. Dan hanya hitungan puluhan yang mengaku berasal dari luar kabupaten, semisal dari Kampar, Pekanbaru serta Kabupaten Siak. Kunjungan wisata lokal mulai memadati kawasan objek wisata danau selang satu hari lebaran Aidul Fitri hingga Ahad ini,"jelasnya. 
 
Ditambahkan Camat Langgam, keasyikan danau kajuik sendiri adalah alamnya yang masih perawan, dan sangat berbeda dengan tempat wisata yang ada di Kasan Kulim dan Alamayang, serta Rindu Sepadan. Apalagi kini di danau tersbeut telah berdiri permainan Flying Fox serta berbagai wisata lainnya, guna mendukung potensi yang ada di danau tersebut.
 
"Di sini pengunjung masih bisa menyaksikan hutan dan pohon-pohon yang sangat asri. Ada jenis pohon kayu yang sudah langkah, disini bisa dijumpai. Danaunya pun masih sangat asri belum disentuh dengan pembangunan menggunakan teknologi modern. Asiknya alam ini masih juga ditambah dengan banyak flora dan fauna sehingga pengunjung betah berlama-lama di Danau Kajuik ini," katanya. 
 
Masih menurut mantan Camat Teluk Meranti ini, para penikmat alam ini, memanfaat rimbunan pepohonan untuk berteduh melepas penak saat menempuh perjalanan jauh, sambil menyantap kue lebaran yang tak lupa mereka bawah sendiri.
 
Di danau Tajwid sendiri, lanjutnya, saat ini juga sudah disediakan Musohalla bagi pengunjung yang ingin melaksanakan ibadah sholat, serta fasilitas umum lainya semisal WC. Ke depan, Pemerintah Kabupaten Pelalawan akan terus menambah fasilitas didanau kajuik ini, pembangunan itu sendiri merupakan implementasi dari program Pelalawan eksotis.
 
Salah seorang pengunjung Danau Kajuik, Edo Divo warga Kota Pangkalan Kerinci salah seorang pengunjung wisata danau mengungkapkan alasanya mengunjungi objek wisata ini.
 

 
"Saya kesini bersama keluarga serta turut juga bapak mertua saya, dan saya pikir kenapa kami memilih kesini, alasan sangat sederhanya, ditempat ini kita masih bisa menjumpai binatang-binatang, pohonya besar-besar dan rindang. Di tempat lain jarang sekali kita jumpai alam seindah ini. Suasanya tenang, cocok untuk melepaskan dahaga dan penak dari hiruk pikuknya hidup dikota. Untuk anak-anak juga ada tempat bermain, disamping itu biaya bermain anak-anak juga masih tergolong murah," jelasnya.

Loading...
BERITA LAINNYA